Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

e-mail untuk cintaku

Gambar
Cinta.... aku sadaei aku terlalu sibuk berkelana. Aku yakin engkau mengerti itu. Pesan-pesan darimu banyak yang tidak aku balas. Bahkan aku baru saja membaca beberapa e-mail darimu. Sungguh aku tidak bermaksud untuk tidak peduli padamu.  Cinta... Maafkan aku. Disaat engkau galau dan frustasi seperti yang tertulis dalam pesanmu justru aku asik berkelana dalam duniaku. Bagaimana hari ini cinta? Apakah engkau masih gundah? Aku yakin tidak seperti itu. Katrna aku selalu percaya engkau mampu melewati setiap jalan yang berduri. Aku percaya kini engkau telah tersenyum bahadia. Cinta... Aku berkelana bukan karena aku ingin jauh darimu. Kita tidak akan pernah jauh karena aku selalu dihatimu. Engkau percaya kan cinta?  Cinta... aku sudah membaca ceritamu tentang hadiah ulang tahun itu. "Selamat ulang tahun cinta..." aku tidak akan memberimu hadiah apapun seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi engkau tetap bebas menulis dalam catatanku seperti biasa. karena sepertinya engkau sudah

CERITA TENTANG LILIN DAN KUE TART

Hari sudah senja, Adzan juga sudah berkumandang. Di luar sana sudah mulai gelap tapi bangunan kecil ini masih ramai oleh penghuninya. Terlihat disana beberapa orang sibuk dengan aktivitasnya. Atau beberapa disana sekedar ngobrol saja sambil berkemas-kemas. Diantara riuh canda dan tawa penjemput malam terdengar percakapan antara dua batang lilin dan dan sekotak kue tart. Lilin 1  : “Hai kue, tersenyumlah!” (Lilin memberi senyuman pada kue berharap kue bersedia menirukannya. Namun kue tidak mengubah ekspresinya.) Lilin 1  : “Tersenyumlah kue! Bukankah hari ini kita akan bekerja seperti biasa?” Lilin 2  : “Benar kue. Lihat kita sudah sampai disini. Kau juga sudah cantik dengan cream yang menempel menghiasi dirimu.” (kue hanya memandangi kedua lilin itu. Dengan ekspresi wajahnya yang tetap saja cemberut. Dia memandang kedua rekannya yang dapat jatah shiff kerja sore itu.) Lilin 1  : “Berikan sedikit senyumanmu untuk gadis di dalam saja. Lihat dirinya. Dia akan menjadi maji

Aku Bertahan

Aku tak tau bagaimana mengungkapkan kebahagiaan ini Sungguh aku tak tau bagaimana caranya Saat aku hanya bisa tertuntuk dalam senyuman Aku coba tuk diam dalam lautan tawamu Berpaling dari tatapanmu Mencoba untuk tegar dalam setiap hariku bersamamu Meski aku hayut dalam ceritamu, itu karena aku ingin pengalamanmu Meski aku tersenyum, itu belum tentu aku bahagia dengan keputusanmu Meski aku bisa tertawa bersamamu, tapi aku terluka setelahnya Meski aku sering bersamamu, tapi aku tak bisa memiliki dirimu sepenuhnya Meski aku beri perhatian lebih, tapi tak juga kau mengerti Cinta, aku tidak sekuat itu Yang selamanya bisa menyimpan rasa ini Yang akan tetap bertahan dalam perasaan yang begitu menyiksa Bukan pula aku seorang yang mampu mengungkapkan cinta sebegitu mudahnya ---0--- 30 Juni 2011 Ary_Pelangi Kota Negeri Khayalan

Cerita Lalu

Pagi itu, pagi yang dulu selalu aku rindu Pagi yang tak ingin aku tinggalkan Pagi yang dingin dan berkabut Pagi hari yang   indah   tanpa hangatnya sinar mentari Semua yang tlah lalu hadir menghias pagi Senyummu yang tulus selalu kunanti Sentuhan jemari hangatmu yang tlah hilang Canda tawa yang tlah terlewati Aku rindukan sapaan manis itu Yang semua itu tiada kudapatkan kini Mengapa? Semua itu masih tersisa kini Padahal tlah kupendam jauh semua kenangan itu Kusimpan dalam bingkai kisahku Tapi mengapa? Udara dingin dan kabut pagi membawa cerita lalu Seakan engkau ada disini Menjadi seseorang yang harus kucari Padahal harusnya engkau tlah terganti Harusnya tak ada lagi cerita tentangmu Tapi mengapa?! Mengapa?! Harus kuingat lagi dirimu 8 Maret 2010 Ary_Pelangi Kota Negeri Khayalan