Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Cerdas, Meski Tanpa Toga

Gambar
“Kadang tidak semua mimpi harus jadi nyata. Tidak semua keinginan harus terpenuhi. Tidak semua harapan akan kita miliki. Dan tidak semua cita-cita dapat kita raih.” Januari lalu kedua kalinya aku wisuda. Setelah wisuda sarjana tiga tahun lalu di kampus tempat kita bertemu. Januari lalu pengembaraan membawaku menikmati wisuda di Ibu Kota. Tanah rantau yang katanya menjanjikan banyak untuk masa depan. Kota yang katanya keras. Kota yang katanya tidak yang tidak pernah terlelap. Bukankah kau pernah punya mimpi untuk S2? Lantas sampai kapan kau akan menunda meraih gelar sarjanamu? Kau yang membuatku ikut bermimpi. Mengimbangi kawan-kawanku untuk belajar meraih magister atau kelak saat kita bercakap aku mampu mengimbangi. Meski nyatanya saat teman-temanku sudah M.Pd aku baru selesai dengan pendidikan profesi guru. Jalan ini memang sedikit berbeda, tetapi seperti yang kini sering engkau katakan “Apalah arti selembar kertas, ijazah?” kadang juga kau bilang “Apalah arti sebua

Hanya berDUA Saja

Gambar
Aku ingin menuntaskan rindu Benar aku ingin menuntaskannya Saat ini, sekarang juga Aku ingin mengadu, ingin berkata Aku rindu Tapi benarkah aku rindu? Atau aku hanya marah Aku ingin marah, meluapkannya Namun semua tak terucap Semua tak mampu dikata  Hanya terhenti dikerongkongan sendiri

Dan

Gambar
Long time no see. Hari itu terakhir kau lambaikan tanganmu di sebuah bangunan berlantai dua, sebuah masjid di ibu kota. Terlalu lama kita tidak bertegur sapa. Jelas, semua itu sebab engkau tidak tampak oleh kedua mataku, bahkan bayanganmu pun tidak terlihat. Segala tentangmu tertutup hari itu dan kau hanya bilang, “Aku ada disini, bila suatu saat engkau mencari.” Selanjutnya, hari-hari terasa begitu ringan. Aku tidak perlu bercakap denganmu. Aku tidak berbagi cerita denganmu dan engkaupun tidak mendikteku untuk setiap keputusan yang aku inginkan. Sejak hari itu aku tanpamu, saat menikmati hiruk pikuk ibu kota. Dan, itu pertama kalinya engkau melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal. Aku tidak keberatan Dan. Justru sebaliknya. Aku tidak harus terus bersamamu untuk setiap langkahku, untuk setiap jejakku dan untuk setiap lamunku. Hari itu aku paham betul bahwa aku dan kau tidak harus terus bersama.