Selembar Kertas Usang "Aku Marah"

Tertulis dalam selembar kertas usang. Aku tidak tau dari mana datangnya kertas itu. Yang aku tahu saat aku membacanya. Entah itu tulisan siapa, Tapi sepertinya goresan pena itu tidak asing bagiku. Siapapun pemilik tulisan ini aku percaya dia ingin berbagi. Tapi dia tidak bisa mengungkapkannya. Maaf bila aku menuliskannya disini. Aku berharap tulisan ini sampai pada orang yang kau tuju. Aku sudah merobek kertas itu. Aku akan membakarnya. Hingga tidak ada saksi atas perasaan marahmu. Agar tidak ada yang terluka karenanya.

Kau tidak sendirian. Karena kau juga arus tau. Bukan luka yang ingin dia beri  untukmu. Tapi ini adalah pembelajaran. Maka dari tiu izinkanlah aku berbagi. 

Aku ingin berbagi dalam cerita bersamamu sahabat. Karena aku percaya pelangi akan selalu memberi warna

09 Januari 2012.


------------0--------------
Aku ingin mengatakan ini sejak lama. Tapi aku tak bisa. Jujur aku masih takut untuk menggores luka di hatimu. Karena sikapku selama ini. Aku tahu engkau sudah cukup terluka dengan kehadiranku dalam hidupmu. Tapi aku juga sangat terluka merasakan semua kenyataan ini. Jujur ingin sekali aku marah padamu. Tapi aku tidak pernah bisa sekalipun mengungkapkannya padamu. Andai kau tahu, sudah cukup banyak tulisan-tulisan tentang hidupku. Cerita hidupku bersamamu. Tapi taukah kau dibalik semua itu... Agghh.....

Tidak pernah aku bayangkan sebelumnya akan menjalani kehidupan yang seperti ini. Aku marah pada semua orang hari ini. Tapi aku hanya bisa menuliskannya dalam selembar kertas.

Mengapa aku harus mengenalmu? 
Mengapa aku harus besar bersamamu?
Mengapa aku harus ada dalam kehidupan yang seperti ini?
Mengapa aku ada dalam bimbinganmu?

Aku lupa bagaimana cara menjalani hidup yang penuh kebebasan.
Aku lupa caranya bersenang-senang.
Dan aku telah lupa bagaimana nikmatnya udara ketenangan.

Sudahlah....

Kau selalu bilang ini untuk kebaikan. Kau katakan padaku, ini untuk kebaikan umat. Untuk kehidupan yang lebih baik. Untuk Generasi yang akan datang. Dan  akhir-akhir ini kau juga bilang. Aku yang akan melanjutkannya. Menjaga mereka yang kau sebut adik. Membimbing mereka dan menjaganya. Menjadikan diri ntuk mereka bersanding.

Kau kira aku ini malaikat apa? Kau kira aku bisa menjaga mereka? Aku sayang mereka. Aku berharap mereka akan baik-baik saja. Tapi ketika tanggungjawab itu arus bergulir padaku. Bisakah aku? Aku merasa belum bisa menerima semua itu.

Jujur saja. Disini aku tumbuh besar. Disini aku mengenalmu. Tapi mengapa kau melakukan semua ini padaku. Membiarkan aku dengan emosi yang tidak pasti. Membuatku dalam kebimbangan yang tak menentu. Galau yang tak terhenti. 

Aku tersenyum dalam sedihku. Aku tertawa dalam tangisku. Senyuman palsu. Keramahan semu... Aku belajar semua itu...

Bisakah kita hentikan semua ini. Sekarang...

----------0-----------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paket Cinta // Suami Istri Lyfe

Menghilang di Batas Rasa

Menikah Denganmu // Suami Istri Lyfe