Postingan

Menampilkan postingan dengan label amaryllis

Simpan Cintaku dan Ikuti Jalan Takdirmu

 Simpan Cintaku dan Ikuti Jalan Takdirmu Oleh: Ary Pelangi Pada akhir cerita, aku ingin merangkai epilog bersamamu. Perjalanan hidup ini sungguh tak mudah bagiku. Terlebih semenjak pesan-pesanmu hadir mengisi diksi ceritaku. Aku sering merenungkan tentang kemungkinan takdir yang mungkin akan terjadi antara aku dan kamu.  Mungkinkah ada harapan untuk tersusun dalam satu kisah?  Namun, keraguan dan juga bimbang justru menjadi teman berperang dalam kepala. Mencari jawaban, tapi justru menemukan ketidakpastian.  Petasaan dan semua diksi dalam lembar ini adalah anugerah. Sebuah berkah yang telah menyatukanku dan kamu dalam catatan perjalanan meski keindahannya tak terlukiskan. Di setiap bagiannya, aku tulis dengan begitu tulus. Aku tidak bermaksud pamer perasaan. Aku hanya mengeja setiap rasa dengan pelan agar tak menggores luka di hati sendiri.  Aku juga sedang berusaha menyapu perasaan agar tak tumbuh ilalang di hatimu. Aku cukup tahu diri untuk tidak membuatmu rep...

Aku Mencintaimu, Tapi Harus Pulang

 Aku Mencintaimu, Tapi Harus Pulang  Oleh: Ary Pelangi Pernahkah kau berpikir tentang apa arti hidup ini? Di antara hiruk-pikuk dunia dan segala liku yang petnah aku lalui bersamamu, ada momen-momen ketika aku merenung dalam diam. Menatap jauh ke depan, mencari arti di balik segala keputusan yang kubuat. Setiap hari aku hadapi dengan penuh harapan, meski kadang bayang-bayang keraguan ikut menyertai. Aku teringat saat pertama kali mulai akrqb denganmu lagi, ketika dunia terasa begitu mudah menyajikan janji. Di mataku, aku melihat masa depan yang akan berbeda. Namun, di balik senyuman itu, aku juga bertanya-tanya, apakah ini adalah jalan yang benar? Apakah aku dan kamu sedang menuju makna kehidupan yang sebenarnya? Aky dan kamu adalah dua jiwa yang saling mencari dalam labirin kehidupan. Kadang, langkahku dan langkahmu tersesat dalam kebingungan, tapi di situlah ada ruang untuk saling berbagi kekuatan. Bersamamu, aku belajar bahwa makna hidup bukanlah sesuatu yang ditemukan dala...

Tanpa Bayang-bayang

 Tanpa Bayang-bayang Oleh: Ary Pelangi Hei, pernahkah kau merasakan bahwa hidup ini lebih tenang saat bayang-bayang kekasih tak lagi membayangi? Dulu, setiap langkah yang kuambil selalu dihantui oleh ekspektasi dan harapan yang tak pernah benar-benar kutahu datangnya dari siapa. Aku, kamu, atau orang-orang di sekitar kita? Sekarang, aku berdiri di sini, sendiri, tanpa bayang-bayang itu. Meningkatkan kualitas diri menjadi tujuan utama. Tanpa disadari, ternyata mengembangkan diri tanpa ada sosok yang menghambat membuatku lebih bahagia. Aku mulai menemukan diriku yang sebenarnya, memahami apa yang benar-benar kuinginkan tanpa campur tangan orang lain. Dulu, ada rasa takut yang selalu membayangi. Takut jika keputusan yang kuambil salah di matanya. Takut jika langkahku melenceng dari harapan yang telah ia tetapkan. Tapi kini, aku sadar bahwa hidupku adalah milikku sendiri. Aku berhak menentukan arahnya, tanpa perlu merasa bersalah atau khawatir jika orang lain tidak setuju. Proses menin...

Aku Akan Baik-Baik Saja

 Aku Akan Baik-Baik Saja Oleh: Ary Pelangi Sudah lama ya tidak bersapa, aku ingin bilang padamu tentang masa depan yang belum aku ketahui. Mungkin, selama ini aku dan kamu berjalan beriringan, seakan kita ditakdirkan untuk bersama. Namun, ada sesuatu yang perlu kau ketahui dan aku harus sampaikan. Aku akan baik-baik saja jika bukan kamu yang menjadi pasangan hidupku. Mungkin ini terdengar seperti sebuah klise, tapi percayalah, ini adalah kebenaran yang harus kau pahami. Aku dan kamu sering mendengar bahwa cinta sejati adalah tentang menemukan orang yang tepat, orang yang bisa mengerti dan menerima diri apa adanya. Namun, terkadang, perjalanan untuk menemukan cinta sejati itu tidak selalu berjalan mulus. Ada saat-saat di mana aku dan kamu harus berpisah dengan seseorang yang kira adalah yang terbaik. Kau adalah seorang teman cerita yang luar biasa, dan aku menghargai setiap momen yang telah terlewati bersama. Namun, jika pada akhirnya, kita tidak ditakdirkan untuk bersama, aku yakin...

Akhir Cerita yang Kupilih

 Akhir Cerita yang Kupilih Oleh: Ary Pelangi Sebagai seorang perempuan, aku selalu berusaha menulis cerita hidupku dengan tangan sendiri, memilih jalan yang kuanggap terbaik, termasuk memilihmu sebagai temanku. Hanya saja, semua itu hanya dapat aku lakukan dalam tumpukan naskah cerita fiktif belaka.  Aku dan kamu telah berbagi banyak momen, suka dan duka, tawa dan air mata. Dalam setiap kisah yang terangkai, ada harapan yang menggantung di langit malam, ada mimpi yang kugantungkan tinggi-tinggi. Aku melihat masa depan denganmu sebagai akhir yang sempurna, ending terbaik dari cerita yang dimulai tanpa sengaja. Namun, aku juga sadar, bahwa dalam setiap langkah kaki, ada tangan yang lebih besar yang mengatur. Allah, Sang Penulis Takdir, yang telah menetapkan takdirku dan takdirmu jauh sebelum bertemu. Aku percaya pada rencana-Nya, meski terkadang rencana itu tidak sejalan dengan harapanku. Aku inagin menulis ending terbaik dengan memilihmu, dengan mewujudkan setiap mimpi yang te...

Stasiun Kereta

 Stasiun Kereta Oleh: Ary Pelangi Kereta melaju perlahan, menyusuri rel yang seolah tiada ujung. Setiap detak roda yang bergulir, seperti alunan simfoni yang mengoyak perasaan, mencipta keraguan. Di luar jendela, pemandangan berganti dengan cepat; pepohonan hijau, sawah-sawah, dan desa-desa kecil yang dilalui tanpa henti. Namun, di dalam hati, waktu seakan berjalan lambat, memberikan ruang untuk mengenang pertemuan.  Mengapa begitu sulit bagiku untuk memahami dirimu? Kadang kau datang membawa banyak cerita lantas tiba-tiba menghilang tanpa berita. Seperti kereta ini, perjalanannya selalu selalu membawa cetita yang tak pernah serupa. Aku sering bertanya-tanya, apakah aku sedang menuju ke arah yang benar atau tersesat di tengah jalan yang penuh belukar? Di kursi kereta, aku duduk sendiri, membiarkan pikiranku melayang. Setiap tarikan nafas membawa ingatan-ingatan akan petcakapan yang pernah ramah lantas hampir musnah. Namun, sekarang, semuanya terasa seperti mimpi yang mulai mem...

Keraguan Masa Depan

Gambar
  Keraguan Masa Depan Oleh: Ary Pelangi   Pertanyaan-pertanyaanmu itu apakah cermin dari hatimu yang ingin menikmati secangkir kopi panas, tetapi takut tumpah saat hendak menyeduhnya? Sebesar itukah kekhawatiranmu perihal masa masa depan? Sini, aku temani kamu duduk. Biarkan sejenak kopimu di atas meja, sebentar lagi mungkin akan menjadi lebih hangat dan kamu dapat menikmatinya perlahan sembari bertutur tentang keresahan-keresahan hidup. Tidak ada musik, hanya alunan gerimis datang sebentar lalu menghilang yang menjadi temanku menjawab setiap goresan ragumu. Sebelum pertanyaanmu datang, aku sudah lebih dulu berusaha mencari jawaban atas pertanyaan serupa. Kamu kembali membawaku berjalan pada hari-hari lalu yang penuh dengan begitu banyak ragu. Aku percaya bahwa bahagia tidak selalu berarti tanpa duka, lara, luka, atau derita. Sebab senyumku hari ini bisa jadi adalah persembunyian atas tumpukan duka, gundukan lara, keping-keping luka, hingga barisan derita. Ketika kau...

Mungkinkah Hatimu Tertaut Hatiku

Gambar
  Mungkinkah Hatimu Tertaut Hatiku Oleh: Ary Pelangi   Mungkinkah hatimu tertaut hatiku? Pertanyaan itu sering berputar dalam benakku, menghantui malam dengan keraguan yang tak kunjung sirna. Aku ingat, bagaimana senyummu kala menyapa di stasiun kereta. Kau tidak berhasil menyihir seluruh duniaku, tidak ada yang istimewa, biasa. Hanya saja, ada tatapan matamu yang berbeda, seolah-olah ada cerita yang sengaja kau sembunyikan. Mungkin serupa tanyaku, mengapa rela bertemu di stasiun kereta? Tidak banyak cerita bertutur. Kursi tempat dudukmu tidak berdampingan dengan kursi tempat dudukku. Aku dan kamu tidak saling berhadapan, sesekali menoleh tanpa suara mengudara. Aku menatap jendela dan bercakap dengan isi kepalaku sendiri. Rasanya masih tidak percaya saja, mengapa aku terima perjalanan asing ini? Perjalanan yang hanya mengikuti jalur kereta dengan tujuan stasiun akhir pemberhentian. Sialnya, berulang kali aku mendapati dirimu mencuri tatap akan diriku. Aku hanya bisa ...

Haruskah Aku Percaya Berita?

Gambar
  Haruskah Aku Percaya Berita? Oleh: Ary Pelangi   Percayalah, aku tidak sepercaya itu jika kamu sejatuh cinta itu padaku, meski orang-orang bilang begitu. Aku berdiri di tengah keramaian, mendengar bisik-bisik di sekitarku, ucapan-ucapan yang mengatakan bahwa kamu mencintaiku dengan sepenuh hatimu. Namun, benarkah begitu? Atau ini hanya ilusi yang diciptakan oleh orang-orang yang melihat kita dari kejauhan? Aku ingat malam-malam kita berbicara tentang masa depan, tentang mimpi-mimpi yang ingin kita raih bersama. Namun, di setiap cerita, aku selalu merasa ada yang kurang. Mungkin karena aku terlalu sering mendengar kata-kata orang lain, yang mengatakan bahwa kamu begitu mencintaiku. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kita. Mereka hanya melihat tampilan luar, tanpa memahami perasaan yang sebenarnya. Kadang-kadang aku merasa, kamu hanya bermain dengan kata-kata, mengucapkan apa yang ingin aku dengar, tanpa benar-benar merasakannya. Cinta, bagi mereka,...

Aku Benar-Benar Melepasmu

Gambar
  Aku Benar-Benar Melepasmu Oleh: Ary Pelangi Aku mencintaimu? Itu semacam lelucon yang belakangan berdendang antara aku dan teman-teman. Dunia ini memang sempit hingga temanku juga bisa saja menjadi temanmu. Temuku denganmu mudah saja menjadi temumu dengan teman-temanmu. Bukankah kita aku dan kamu juga sering bertemu dalam tugas kedinasan?             Seperti yang pernah aku bilang, mungkin kamu mempunyai mimpimu sendiri. Aku tahu, kau perlu ruang bebas untuk mewujudkan semua inginmu yang tanpa ada aku. Aku tidak ingin menahanmu di sini. Aku tidak ingin memaksamu untuk turut serta mewujudkan mimpiku. Sungguh tidak ingin aku menahan langkahmu. Kamu berhak untuk bebas dengan segala hal yang ingin kau tuju, tidak terikat dengan ekspektasi siapapun, termasuk aku. Jadi, pergi saja ke tempat-tempat yang kau ingini tanpa harus terbebani olehku.             Begitu pula aku, ...

Sebuah Rumah yang Runtuh

Gambar
  Sebuah Rumah yang Runtuh Oleh: Ary Pelangi               Jauh-jauh hari sebelum aku dan kamu seakrab ini, pernah ada sebuah rumah sederhana yang aku impikan. Hanya sebuah bangunan sederhana di pedesaan. Orang-orang menyebutnya rumah dua lantai. Lantai bawah akan menjadi ruang terbuka dimana aku dapat mengisinya dengan serangkaian hobiku bersama anak-anak. Membuat sebuah taman baca sederhana dengan rak-rak yang penuh dengan buku cerita. Akan ada sebuah taman kecil di depannya dimana kenyamanan akan semakin terasa. Lantai atas akan menjadi rumah pada umumnya. Menjadi tempat untuk menikmati hari-hari bersama keluarga dan aktivitas domestik rumah tangga. Hanya saja, aku mengkhayalkan ada serambi yang akan menjadi tempatku bersama seseorang dengan leluasa menikmati secangkir teh panas sambil memandang senja yang merona. Sesederhana itu rumah yang sempat aku impikan. Rumah itu runtuh sebelum dibangun temboknya. Ponda...

Kamu dan Aku Punya Rencana

Gambar
  Kamu dan Aku Punya Rencana Oleh: Ary Pelangi               Kamu pernah berencana, tapi gagal. Banyak tempat indah yang ingin sekali kamu kunjungi. Kamu juga pernah ingin mengunjungi tempat-tempat indah yang ada di negeri ini. Menyaksikan keindahan alam yang tak biasa dipandang. Katamu, mencari ketenangan sembari menghibur diri juga harus diupayakan. Berkelana sembari mensyukuri anugerah Sang Pencipta juga tak boleh dilupakan, begitu pesanmu.             Aku juga pernah punya wacana, meski hingga kini ada yang belum terwujud. Aku suka suara air yang menentramkan, entah itu sungai atau laut. Bahkan suara air hujan pun aku menyukainya. Banyak tempat yang ingin aku kunjungi, tapi tempat-tempat itu tidak murah. Hanya jalan yang diguyur hujan, itulah yang bisa kunikmati dengan gratis.             Kamu dan ak...

Masa Lalu

Gambar
  Masa Lalu Oleh: Ary Pelangi   “Masa lalu saya adalah milik saya, masa lalu kamu adalah milik kamu, tapi masa depan adalah milik kita.”             Rangkaian kata dari B.J. Habibie memang tidak pernah gagal untuk memberikan penyemangat dalam kehidupan ini. Beliau selalu punya cara untuk menghadirkan inspirasi bagi jiwa-jiwa yang patah hatinya. Bagaimana tidak? Kisah hidupnya begitu indah digambarkan dalam sebuah film yang laris di pasaran.             Siapa yang tidak tahu dengan romantisnya kehidupan Bapak Habibie bersama Ibu Ainun. Tentang perjuangan Bapak Habibie di negeri orang hingga kembali lagi ke pangkuan Ibu Pertiwi dan memimpin negeri ini. Nyatanya, kisah cinta beliau turut memberi warna dalam perjuangan hidup. Tidak mungkin tanpa badai. Bahkan dalam film yang memuat kisah beliau, ada begitu banyak badai yang menjadikan cinta keluarga semakin kokoh...

Badai yang Mana Lagi?

Gambar
Badai yang Mana Lagi? Oleh: Ary Pelangi             Katakan padaku badai mana lagi yang harus aku lewati? Bukan bermaksud menyombongkan diri sembari mengatakan aku sangat kuat. Aku hanya sedang meratapi diri mengapa cobaan hidup ini begitu bertubi-tubi? Sungguh, hari-hari terasa begitu berat untuk sekadar disambut dengan semangat. Langkah pun terasa hampa menapaki rutinitas yang rodanya selalu serupa, rumah kontrakan, tempat kerja, dan kembali lagi ke rumah kontrakan. Sementara ponsel masih menjadi hiburan paling favorit jika dibandingkan tumpukan buku. Mungkinkah telah mati rasa?             Kehilangan demi kehilangan menjadi penggungah suasana yang menjadikan hari berwarna   dengan rasa pahitnya. Membuat mataku terjaga untuk menikmati tengah malam yang berganti dini hari. Diri menyaksikan bintang-bintang yang sesekali ditemani purnama meski tak lama. Sampai pagi...

Aku Tidak Mengejarmu

Gambar
Aku Tidak Mengejarmu Oleh: Ary Pelangi ~ Aku cukup tahu diri untuk tidak mengejarmu yang berlari menjauh. ~ Diri ini entah kenapa kadang terlalu peka dengan suasana. Tanpa perlu dijelaskan   pun aku sudah paham bahwa antara aku dan kamu yang sedang akrab harus menjauh. Harus memudarkan jarak dan menyamarkan pertemuan meski hanya melalui pesan-pesan kata. Terlalu rapat justru berbuah cerita yang tak sedap untuk dijalani. Banyak kejanggalan yang mulai menjadi beban dalam pikiran. Banyak kata yang terlalu mengoyak perasaan.   Sejak awal harusnya aku tak memberi ruang untukmu bercakap denganku tentang hal-hal yang sangat pribadi. Seharusnya memang hanya cukup sebatas jalinan professional dengan dunia kerja yang saat ini sedang aku jalani. Menjadi rekan kerjamu yang berbeda kota. ‘Harusnya’ dan banyak ‘harusnya’ lainnya yang membuat aku harus   menganggapmu berlalu begitu saja. Bukankah sudah cukup dengan deret cerita perihal pendidikan, petualangan, dan sesekali sibuk...

Mengasah Jemari

Gambar
Jari-jari ini sepertinya kehilangan kelihaiannya dalam menata huruf agar kembali rapi. Berkali-kali berdikasi, tetapi sering gagal mencipta puisi. Mungkin karena diri terlalu banyak beralasan "sibuk" sampai lupa waktu untuk mengunjungi ruang aksara. Kali ini kembali mencoba hadir bersama kata-kata. Merayakan rasa dengan aksara, begitulah caraku untuk menjaga agar resah tak terlalu lama singgah. Menulis cerita untuk meringankan isi kepala yang seringkali mengacak suasana.  Aku siap mengikuti 30DWC jilid 46. Semoga dapat menjadi penyemangat untuk jari-jari yang telah rindu untuk menari. #30dwcjilid46 #deklarasi30dwc46

Ruang Bercerita Griya Amaryllis

Gambar
  “Menulis saja, sekalipun tidak menyembuhkan luka, setidaknya dapat mengurangi rasa sakit yang kau rasa.” Rasanya sudah lama sekali tidak mengisi ruang blog ini dengan catatan. Terakhir 2021, itu sudah cukup lama untuk menyimpan banyak cerita. Blog yang awalnya berjudul “Cerita Cinta Bersama Sahabat” kini aku renovasi menjadi “Griya Amaryllis”. Semu aitu bukan tanpa alasan, justru karena banyak cerita sehingga aku putuskan untuk menata ruang blog ini. Meski baru sekadar warna latar dan mengubah papan nama, semoga ini menjadi awal untuk cerita-cerita selanjutnya. Setidaknya masih bersama pemilik yang sama, Ary Pelangi, nama pena dari Umi Satiti.             Ruang ini kembali dibangun untuk mewujudkan cita-cita memiliki sebuah kedai kopi yang nyaman untuk berbagi cerita. Sebuah tempat yang nyaman untuk menuturkan kisah-kisah kehidupan. Ruang yang tidak akan tersapu badai meski jalan hidup seringkali mengacak-acak semangat. T...

Memantaskan Diri //Suami Istri Lyfee

Gambar
  #kmoindonesia    #SuamiIstriLyfee   Ingin aku berlari ke hutan, mencari tempat pengasingan, dan merenungkan keadaan. Bukannya aku lelah berada pada jalan pencarian, hanya saja banyak takdir kehidupan yang harus dinarasikan ulang. Semua ini tentang aku dan kamu yang orang bilang calon imam. Sudah pantaskah kita untuk saling berpegangan tangan mengarungi bahtera peradaban?   Diri ini tidak menghindar. Bukan pula mencari-cari alasan, mengulur waktu pertemuan demi menyenangkan diri semata. Aku hanya terlanjur mengerti bahwa setelah ganjil menjadi genap akan banyak irisan dan singgungan yang tidak mudah dideskripsikan. Sebagai perempuan, aku berusaha memberikan yang terbaik untuk kamu dan peradaban.