Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi

Lupa // Radar Cinta

Gambar
… Kau tak datang Puisiku hilang diterpa hujan Tidak ada janji memang Tapi tidakkah kau lihat pertanda-pertanda itu Atau mungkin engkau telah lupa perihal hari yang kita punya … (Lupa_ Ary Pelangi dalam buku Radar Cinta) Buku Radar Cinta

Tentang Hatiku Disisi Hatimu yang Beku

Gambar
Belajar memahami sisi hatimu yang beku. Mencoba mengerti jalan hidup yang kau pilih. Kuingin tahu kemana arah kakimu berjalan. Hingga kupahami dimana harus kuletakkan hati. Kepadamu atau harus kembali kubawa mebembus awan.

Puisi Untuk Ivan

Gambar
Pagimu tak sepi Kau menunggu diantara tawa Anak-anak melangkah bahagia Membebaskan imaji miliknya Kau masih menunggu Setia bersama buku bersampul biru Hingga langkah-langkah datang padamu Bercengkerama indah tentang ceritamu Hingga menit-menit berlalu Terima kasih telah datang ke kotaku Membagi cerita dan catatan ilmu Titip salam untuk kotamu, Surabaya Karanganyar, 29 Juli 2018 Ary Pelangi FLP Karanganyar

Hanya berDUA Saja

Gambar
Aku ingin menuntaskan rindu Benar aku ingin menuntaskannya Saat ini, sekarang juga Aku ingin mengadu, ingin berkata Aku rindu Tapi benarkah aku rindu? Atau aku hanya marah Aku ingin marah, meluapkannya Namun semua tak terucap Semua tak mampu dikata  Hanya terhenti dikerongkongan sendiri

Goresan si Patah Hati

Ramadhan selalu datang dengan cinta. Kenangan juga kisah pengiringnya. Tiga liter telah tumpah di senja hari. Habis? Tidak! Aku hanya menumpahkannya. Menyiapkan ruang kosong agar terisi. Tiga liter telah tumpah di senja hari. Sengaja memang, sengaja. Melunturkan bekas hujan yang tak jadi. Tiga liter telah tumpah disenja hari. Mengantarkan kilat yang tiada bercahaya. Menghapus guntur yang senyap menggelegar. Ramadhan selalu datang dengan cinta. Jika hanya tiga liter yang tumpah apa ruginya. Mungkin esok, lusa atau suatu hari nanti Meski ribuan liter telah tumpah Pada akhirnya hanya akan tersisa satu liter. Jakarta, 11 Juni 2016 Ary Pelangi

Terlanjur Berjanji

Gambar
Kita sudah terlanjur berjanji untuk tidak saling jatuh cinta disini. Sesering apapun menghabiskan waktu bersama. Seberapa sering pun kita saling tertawa. Kita sudah terlanjur berjanji untuk tidak saling jatuh cinta disini. Sesering apapun perjalanan mengantarkan pada pertemuan Seberapa sering pun kita saling melepas bosan. Kita sudah terlanjur berjanji untuk tidak saling jatuh cinta disini. Setidaknya kita saling tahu makna pertemuan, arti sebuah kebersamaan Setidaknya kita saling tahu makna sebuah pengertian, arti sebuah kepedulian Kita sudah terlanjur berjanji untuk tidak saling jatuh cinta disini Jakarta, 22 Mei 2016 Ary Pelangi

Jarak

Jarak telah berkisah Membentang ratusan kilometer, jauh Tentang hidupmu juga hidupku Deretan kata tiada lagi indah Bahkan tiada lagi tampak Jenuh? Mungkin telah bosan Haruskah berakhir tanda titik disini? Selesai Jakarta, 19 Mei 2016 Ary Pelangi

Cinta Untuk Metro

Kaki ini telah siap untuk melangkah Sekali lagi, kampung halaman harus jauh Demi segenggam asa kehidupan Tidak! Aku tidak ingin menyesali perjalanan ini Sebuah langkah yang baru kuawali Tidak ingin menyesali jalan ini Aku hanya pengembara Melewati jalanan ibu kota Menelusuri lorong keramaian

Tentang Suatu Masa "Lawu"

Lawu... Lawu... Darinya aku belajar kepercayaan Tentang arti sebuah impian Kerelaan melepas cinta demi cita Lawu... Darinya aku mengerti arti sebuah keluarga Disana ada pertengkaran dan penerimaan Tentang berjuta perbedaan Sakit yang berbuah luka dalam senyuman Kerelaan ciptakan jarak demisekeping harapan Lawu... Darinya belajar ketangguhan Kala tetes hujan menari beriring rintihan hati Kepercayaan seakan tiada arti Hanya tawa dalam lambaian tangan Sudahi cerita ini Kerelaan pergi tuk ciptakan kedamaian Lawu.. Akankah menjadi saksi perjalanan kita Saat kita rela menerima kedewasaan Saat jarak menghubungkan cita Saat waktu merangkumnya dalam kenangan Lawu... Sudahkah kau dapati citamu? Sudahkah kau temukan cintamu? Lawu... Atau kita akan kembali duduk bersama Berbicara tentang cita dan cinta Karanganyar, 26 Oktober 2015 Ary Pelangi

Tali Jiwa

Masih aku percayakan padamu Hati yang pernah terluka karnamu Raga yang sempat terdera olehmu Jiwa yang pernah hampa memikirkanmu Masih aku yakini, tali jiwa ini Terikat kuat antara kau dan aku Bahwa masih saling mengerti Masih saling memahami Masih bisa saling menjaga Meski tiada bersua

Sepenggal Isyarat

Gambar
Ada cinta Setiap kerlip mataku Aku melihat duniamu Dunia yang teramat jauh dariku Bagaimana aku mendekapnya? Aku mendengarmu Mencoba menyelami kisahmu Tapi kau berteriak padaku Aku bukan siapa-siapa Hanya seorang yang tertakdir disini Hadir dalam hidupmu Mengisi lembaran kisahmu Tidak apa, aku paham Tidak perlu bicara dengan “atang” Karna hanya sia-sia Aku hadir disini Bukan untuk sakit hati Tapi untuk ketulusan langkah Aku tidak terluka Aku tidak sedih Isyarat cintaku, kau akan mengerti Cintaku hanya terbatas Cintaku terbatas Demi menjaga dirimu Agar tidak sakit Agar bahagia Ary Pelangi Gayo Lues 23 November 2014

Rasa Sayang

Gambar
Aku menyayangimu,  tetapi rasa sayangku terbungkus ego Aku peduli padamu,  tapi kepedulianku tersembunyi dalam diam Kau bilang aku tak layak Memang. Kau ingin aku selayak apa? Sudah cukup tidak usah bertanya lagi Rasa sayangku memang seperti ini Tak usah kau takar Tak perlu pula kau hitung Bukan juga untuk kau bandingka 13 Maret 2014 Ary Pelangi Kota Negeri Khayalan

Sajak tentang Hujan

Gambar
Hujan... Dia tidak memenjarakan aku Tidak pula menahanku dari kebebasan Terlebih lagi menghalangiku dari impian Hujan... Tidak membuatku kecewa Tidak membuatku bersedih Tidak juga aku menangis karenanya Hanya membiarkan aku duduk sejenak Menikmati merdu nyanyiannya Memandang indah tariannya Lantas tersenum dalam kedamaian Aku hanya ingin bertanya padamu Ayah, mengapa harus begini? Sebentar lagi impian impian itu nyata Indah dalam genggamanku Tetapi mengapa terlalu jauh? Sangat jauh dari mataku Ayah, kenyataan itu Telah dekat dengan telinga Cerita cerita indah dan juga do'a Tetapi aku kembali meragukannya Karena sikap yang membuatku jenuh Meski sekedar menapakkan kaki disana Pulang dengan tawa riang Salahkah aku, Ayah? Bila terlalu sering air mataku tumpah Salahkah aku. Ayah? Saat aku pulang dalam diam Salahkah aku, Ayah? Sebab tak mampu aku marah padamu 6 Januari 2014 *Ary Pelangi 

Kisah ini, Sampai Kapan?

Gambar
Berat.... Sesak.... Nafas itu tersendat hembusannya Mengiringi langkahku yang terasa kaku Sering membuatku tersenggal Sampai tak aku sadari telah menetes air mataku Kudengar sendiri isak tangis yang tertahan Sampai kapan kisah ini terukir? Sampai kapan cerita ini berputar? Sapampai kapan akan kita rajut kisah ini? Sedari dulu aku tulus menyusunnya Mengumpulkan kepingan demi kepingan Merangkainya menjadi cerita utuh Hingga kelak bisa kita jadikan kenangan Hingga kelak saat perpisahan tiba Aku bisa merelakan waktu kita bersama Tetapi nyatanya.... Aku tidak sekuat dulu lagi Aku tidak setangguh yang kau pikirkan Harus aku akui tentang diri ini Telah mulai rapuh untuk bertahan Tak kuat lagi untuk tempat bersandar Selalu kau bilanbg "bersabarlah" Tetapi diri ini juga punya hati dan rasa ---0--- 08 November 2012 Ary Pelangi Kota Negeri Khayalan

Sudah Saatnya Untuk Kita

Gambar
Kulihat kini, engkau semakin tumbuh dewasa Aku tahu bukan saatnya lagi engkau dan aku duduk dalam pangkuan Bermanja dalam pelukan ibunda tercinta Berlindung dalam dekapan ayahanda Ataupun terus bergandengan tangan bersama kakak tersayang Sudah saatnya aku dan engkau Kini melangkah lebih jauh Lepas dari dekapan juga pelukan Melangkah menggapai asa yang pernah kita damba Mewujudkan mimpi-mimpi yang pernah kita rajut bersama Tunjukkan kita mampu menggapainya Ibunda akan melepas pelukannya Ayah tak kan lagi mendekap ragamu yang rapuh Tak akan ada lagi jemari kakakmu menggenggam jari-jarimu Ingat nasihat Ibunda.... Untuk kita tetap saling menjaga Menyayangi dan juga melindungi Jangan sampai ada lagi pertengkaran Jangan ada lagi keributan Jangan ada lagi kebohongan Dengarkan apa kata ayahanda Jalan kita tidaklah mudah Juga tidak tahu berapa kali tanjakan juga turunan Tikungan yang sewaktu-waktu menghadang Jangan menyerah pada huja

Sadarilah Cinta....

Dengarlah cintaku.... Meski aku tak ada disampingmu Menggenggam tanganmu saat kau melangkah Ataupun menatap wajahmu saat engkau pulang Akupun tidak setiap hari mampu tersenyum Juga melukmu saat saat engkau sendiri Bukan ragaku yang akan selalu bersamamu Bukan ragaku yang akan selalu kau lihat Bukan ragaku yang akan selalu menemanimu Tetapi cinta... Bukan berarti aku tidak peduli padamu Bukan berarti aku tidak menyayangimu Bukan pula karena aku tidak mencintaimu Bukan juga karena aku ingin mengabaikanmu Aku percaya cinta Kakimu sudah terlalu lincah untuk melangkah Tanganmu sudah terlalu kuat untuk menggenggam Seiring kedewasaanmu bertambah Sadarilah cinta... Saatnya telah tiba untukmu Buktikanlah....!!! Buktikan kau bisa!!! Tunjukkan cinta!!! Kau Bisa!!! ----0---- 22 Maret 2012 Ary Pelangi Kota Negeri Khayalan

Terakhir

Sebegitu mudahkah bagimu? Hingga kau semudah itu menuliskannya Dalam lembar kenangan untuk kau simpan Seandainya saja engkau bisa menyadarinya Betapa semua ini berarti Akankah semudah ini kan kau lepaskan? Sekali lagi... Pikirkanlah... Ini yang terakhir Karna aku tak akan meminta lagi 16 Februari 2011 Ary_Pelangi Kota Negeri Khayalan

Diam

Pelangiku... Diammu begitu beku Diammu terasa kaku Diammu ... Aku tak suka kau seperti itu Pelangiku.... Diammu yang aku tidak mengerti Aku mengerti harus bagaimana Cukuplah bagiku tuk ikut diam Menyatu dalam kebekuan diammu ----0---- Umi Satiti @ Ponorogo 1 Februari 2012

Hanya Mimpi Saja

Gambar
Mungkinkah aku terlalu jauh bermimpi? Aku tahu mimpi ini jauh diawang Tapi aku awalnya optimis Aku percaya aku mampu menggapainya Bahkan bila harus aku benturkan dengan yang lain Aku yakin bisa menggapainya Sangat yakin memang Aku juga sudah berusaha Aku menjalaninya dengan optimal Sudah maksimal aku berusaha Tapi mengapa? Sakit rasanya... Ketika kenyataan tidak seperti harapan "Apa ini?" batin hatiku ----0---- Umi Satiti @ Karanganyar 17 Januari 2012

Berhentilah Menulis Luka

Gambar
Disinilah engkau menjalani hari-harimu Bersama mereka yang engkau sayang Bukannya aku egois Bukannya aku tidak memikirkanmu Bisinilah engkau mengawali langkahmu Menjalani hari yang tak pernah engkau pahami Sejak kuputuskan dengan impianku Melangkah untuk harapan masa depanku Aku tahu engkau menangis cinta Aku melihat air mata juga sedihmu Berhentilah menulis luka Karena itu membuatku semakin sakit Berhentilah menangis Air matamu membuat aku kecewa Kau putuskan tuk tetap tinggal Aku tahu itu berat untukmu cinta Aku tahu ini tak mudah bagimu Tapi aku selalu percaya engkau bisa Dan tentang pelangi itu Imajinasikan saja dalam mimpimu Bangun! Bangun dari mimpi kosongmu! Engkau bisa cinta Engkau bisa Maafkan aku cinta Tak bisa aku menjanjikan apapun Tidak satupun janji akan terucap perahu untuk cinta ---0--- 16 Januari 2012 Ary_Pelangi Kota Negeri Khayalan