Postingan

Menampilkan postingan dengan label cinta

Menepi dalam Hening

Gambar
  Menepi tanpa pernah ada niat untuk menghilang. Aku mulai langkahlu dengan mengheningkan rasa untuk berjumpa dengan Ramadhan. Tidak perlu berisik lagi perihal luka-luka yang pernah terjadi meski sakitnya belum pergi. Biarlah semua yang telah berlalu tetap ada dalam kenangan, cukup diingat tanpa harus diundang kembali ke dalam dada. Aku ingin menyambut bulan Ramadhan dengan hati yang lapang, tanpa perlu menaruh dendam pada takdir yang sempat membuatku berantakan. Tentang kamu, tentang kita—biarkan semuanya luruh bersama doa-doa yang kuhaturkan di sepertiga malam. Biar namamu perlahan hilang dari ucapan yang dahulu sempat menjadi semoga.  Waktu itu, mungkin aku pernah berharap lebih dari yang seharusnya. Mungkin aku pernah menggenggam sesuatu yang memang harus dilepaskan. Memaksanya erat menjadi milikku padahal bukan takdirku. Tapi kini, aku belajar melepaskan, belajar memahami bahwa tidak semua yang hadir harus menetap. Aku akan berusaha terima tentang sesuatu yang datang tida...

Simpan Cintaku dan Ikuti Jalan Takdirmu

 Simpan Cintaku dan Ikuti Jalan Takdirmu Oleh: Ary Pelangi Pada akhir cerita, aku ingin merangkai epilog bersamamu. Perjalanan hidup ini sungguh tak mudah bagiku. Terlebih semenjak pesan-pesanmu hadir mengisi diksi ceritaku. Aku sering merenungkan tentang kemungkinan takdir yang mungkin akan terjadi antara aku dan kamu.  Mungkinkah ada harapan untuk tersusun dalam satu kisah?  Namun, keraguan dan juga bimbang justru menjadi teman berperang dalam kepala. Mencari jawaban, tapi justru menemukan ketidakpastian.  Petasaan dan semua diksi dalam lembar ini adalah anugerah. Sebuah berkah yang telah menyatukanku dan kamu dalam catatan perjalanan meski keindahannya tak terlukiskan. Di setiap bagiannya, aku tulis dengan begitu tulus. Aku tidak bermaksud pamer perasaan. Aku hanya mengeja setiap rasa dengan pelan agar tak menggores luka di hati sendiri.  Aku juga sedang berusaha menyapu perasaan agar tak tumbuh ilalang di hatimu. Aku cukup tahu diri untuk tidak membuatmu rep...

Berdamai dengan Suasana

  Berdamai dengan Suasana Oleh: Ary Pelangi Pernahkah kau merasakan kebisingan yang hadir dalam sunyi? Seperti itulah perasaanku setiap kali mengingatmu, di saat jarak memisahkan kita. Namun, aku belajar bahwa kedamaian bukanlah sesuatu yang selalu ditemukan di sisi seseorang, melainkan di dalam diri kita sendiri. Setiap langka mengingatkanku pada momen-momen indah yang pernah berlalu. Kini, di tengah keheningan malam, aku merenung dan menemukan kedamaian dalam kesendirian. Mungkin, kau juga merasakan hal serupa. Mencoba untuk lupa akan percakapan-percakapan yang mrngundang tawa. Berusaha tidak mengingat akan banyak janji yang terlewat.  Percayalah, jika aku sudah menuliskannya, itu artinya tidak mudah lagi bagi pikiranku untuk menyimpannya. Aku juga tidak menemukan tempat bercerita yang mampu melegakan selain malam yang sunyi di hadapan Sang Pencipta dan goresan pena. Apa kau juga percaya?  Aku sadar, dalam perjalanan ini, aku dan kamu tidak selalu bisa berjalan beriring...

Sebuah Nilai Diri

 Sebuah Nilai Diri Oleh: Ary Pelangi Cinta, anugerah terindah yang bisa dirasakan oleh setiap manusia. Namun, dalam rangka perjalanan mencari makna kehidupan, aku belajar bahwa cinta tanpa martabat hanyalah ilusi yang menyesatkan. Sebagai seorang petempuan, aku harus menjaga martabatku, menghormati diriku sendiri sebelum menuntut penghormatan dari orang lain. Bahkan dari kamu, seorang lelaki yang katanya akan bersanding denganku. Di hadapanmu, aku ingin kamu melihatku sebagai seorang pribadi yang kuat, mandiri, dan penuh keyakinan. Bukan sebagai seseorang yang lemah dan tergantung pada cinta semata. Martabatku adalah harga diriku, dan aku tidak akan membiarkan siapapun, termasuk kamu, meruntuhkan tembok yang telah kubangun dengan susah payah.  Dalam mencari makna kehidupan, aku menyadari bahwa setiap langkah yang kuambil haruslah penuh dengan penghormatan terhadap diriku sendiri. Aku belajar bahwa cinta sejati adalah cinta yang tidak hanya mengagungkan perasaan, tetapi juga me...

Tanpa Bayang-bayang

 Tanpa Bayang-bayang Oleh: Ary Pelangi Hei, pernahkah kau merasakan bahwa hidup ini lebih tenang saat bayang-bayang kekasih tak lagi membayangi? Dulu, setiap langkah yang kuambil selalu dihantui oleh ekspektasi dan harapan yang tak pernah benar-benar kutahu datangnya dari siapa. Aku, kamu, atau orang-orang di sekitar kita? Sekarang, aku berdiri di sini, sendiri, tanpa bayang-bayang itu. Meningkatkan kualitas diri menjadi tujuan utama. Tanpa disadari, ternyata mengembangkan diri tanpa ada sosok yang menghambat membuatku lebih bahagia. Aku mulai menemukan diriku yang sebenarnya, memahami apa yang benar-benar kuinginkan tanpa campur tangan orang lain. Dulu, ada rasa takut yang selalu membayangi. Takut jika keputusan yang kuambil salah di matanya. Takut jika langkahku melenceng dari harapan yang telah ia tetapkan. Tapi kini, aku sadar bahwa hidupku adalah milikku sendiri. Aku berhak menentukan arahnya, tanpa perlu merasa bersalah atau khawatir jika orang lain tidak setuju. Proses menin...

Bermain Logika Cinta

Bermain Logika Cinta Oleh: Ary Pelangi Hei, pernahkah kau merasa kembali ke masa kecil, ketika permainan logika tak lebih dari teka-teki sederhana yang menyenangkan? Begitulah rasanya saat aku jatuh cinta padamu. Sebuah permainan logika yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, menjadi begitu rumit, begitu membingungkan.  Awalnya, cinta itu datang seperti angin lembut yang meniupkan harapan baru dalam hidupku. Seakan-akan, semesta berbisik halus di telingaku, memberi tahu bahwa kau adalah jawaban dari semua pertanyaan yang pernah ada dalam benakku. Namun, cinta juga datang dengan permainan logika yang penuh tantangan. Pertanyaan-pertanyaan tak terjawab mulai muncul, mengusik ketenanganku. Aku jatuh cinta, dan tiba-tiba, aku harus kembali bermain logika. Aku harus menimbang setiap kata yang ingin kuucapkan, setiap langkah yang ingin kuambil. Aku harus berpikir, bukan hanya dengan hati, tapi juga dengan kepala. Aku harus memastikan bahwa perasaanku ini nyata, bukan sekadar ilusi yang a...

Keresahan Hatiku Juga Butuh penenang

Gambar
  Keresahan Hatiku Juga Butuh penenang Oleh: Ary Pelangi   Malam ini mendung, meski tidak turun hujan. Semoga langit akan kembali cerah, sebab aku merindukan bintang-bintang. Aku teringat akan pertanyaan marathon darimu tentang keraguan-keraguan hidup yang mungkin saja sedang menghantui langkahmu. Semoga jawaban yang kuberi mampu menguatkan langkahmu meski hanya sedikit. Setidaknya dapat menjadi teman cerita dalam perjalananmu yang panjang. Lalu siapa yang menjadi penguat untuk diriku? Belakangan, banyak orang yang mengajakku bercakap perihal cinta. Mempertanyakan banyak hal tentang pilihan hidup yang kupunya. Mungkin karena aku masih begitu santai menjalani hidup sendiri sementara Perempuan seusiaku telah menemukan pasangannya. Santai, itu yang mereka lihat. Orang-orang tidak tahu betapa gaduhnya kepala yang terus bergulat dengan hati. Tidak tampak memang, tapi cukup melelahkan. Menjadi seorang perempuan yang belajar berjalan tanpa tongkat rasanya sungguh melelahk...

Keraguan Masa Depan

Gambar
  Keraguan Masa Depan Oleh: Ary Pelangi   Pertanyaan-pertanyaanmu itu apakah cermin dari hatimu yang ingin menikmati secangkir kopi panas, tetapi takut tumpah saat hendak menyeduhnya? Sebesar itukah kekhawatiranmu perihal masa masa depan? Sini, aku temani kamu duduk. Biarkan sejenak kopimu di atas meja, sebentar lagi mungkin akan menjadi lebih hangat dan kamu dapat menikmatinya perlahan sembari bertutur tentang keresahan-keresahan hidup. Tidak ada musik, hanya alunan gerimis datang sebentar lalu menghilang yang menjadi temanku menjawab setiap goresan ragumu. Sebelum pertanyaanmu datang, aku sudah lebih dulu berusaha mencari jawaban atas pertanyaan serupa. Kamu kembali membawaku berjalan pada hari-hari lalu yang penuh dengan begitu banyak ragu. Aku percaya bahwa bahagia tidak selalu berarti tanpa duka, lara, luka, atau derita. Sebab senyumku hari ini bisa jadi adalah persembunyian atas tumpukan duka, gundukan lara, keping-keping luka, hingga barisan derita. Ketika kau...

Mungkinkah Hatimu Tertaut Hatiku

Gambar
  Mungkinkah Hatimu Tertaut Hatiku Oleh: Ary Pelangi   Mungkinkah hatimu tertaut hatiku? Pertanyaan itu sering berputar dalam benakku, menghantui malam dengan keraguan yang tak kunjung sirna. Aku ingat, bagaimana senyummu kala menyapa di stasiun kereta. Kau tidak berhasil menyihir seluruh duniaku, tidak ada yang istimewa, biasa. Hanya saja, ada tatapan matamu yang berbeda, seolah-olah ada cerita yang sengaja kau sembunyikan. Mungkin serupa tanyaku, mengapa rela bertemu di stasiun kereta? Tidak banyak cerita bertutur. Kursi tempat dudukmu tidak berdampingan dengan kursi tempat dudukku. Aku dan kamu tidak saling berhadapan, sesekali menoleh tanpa suara mengudara. Aku menatap jendela dan bercakap dengan isi kepalaku sendiri. Rasanya masih tidak percaya saja, mengapa aku terima perjalanan asing ini? Perjalanan yang hanya mengikuti jalur kereta dengan tujuan stasiun akhir pemberhentian. Sialnya, berulang kali aku mendapati dirimu mencuri tatap akan diriku. Aku hanya bisa ...

Aku Benar-Benar Melepasmu

Gambar
  Aku Benar-Benar Melepasmu Oleh: Ary Pelangi Aku mencintaimu? Itu semacam lelucon yang belakangan berdendang antara aku dan teman-teman. Dunia ini memang sempit hingga temanku juga bisa saja menjadi temanmu. Temuku denganmu mudah saja menjadi temumu dengan teman-temanmu. Bukankah kita aku dan kamu juga sering bertemu dalam tugas kedinasan?             Seperti yang pernah aku bilang, mungkin kamu mempunyai mimpimu sendiri. Aku tahu, kau perlu ruang bebas untuk mewujudkan semua inginmu yang tanpa ada aku. Aku tidak ingin menahanmu di sini. Aku tidak ingin memaksamu untuk turut serta mewujudkan mimpiku. Sungguh tidak ingin aku menahan langkahmu. Kamu berhak untuk bebas dengan segala hal yang ingin kau tuju, tidak terikat dengan ekspektasi siapapun, termasuk aku. Jadi, pergi saja ke tempat-tempat yang kau ingini tanpa harus terbebani olehku.             Begitu pula aku, ...

Aku Kira Kita Setara

Gambar
  Aku Kira Kita Setara Oleh: Ary Pelangi   Mataku kembali menyapu kata-kata yang tertulis dalam buku agenda. Siapa sangka aku yang tidak menyukai olah raga kini harus menjadikannya agenda rutin demi alasan kesehatan. Aku berusaha menemukan diriku yang dulu, tapi tak bisa. Berat badan terus bertambah, tapi tidak diiringi dengan penambahan tinggi badan. Ukuran baju dinas juga tak lagi sama. Bisa terbayangkan bukan? Singkat cerita aku kehilangan diriku. Sebenarnya itu bukan satu-satunya alasan kenapa aku lebih sering mengelilingi alun-alun kota hingga belasan putaran. Aku tidak hanya kehilangan diriku, tapi aku juga kehilangan kamu. Kini, aku tahu, mempertahankanmu tidak semudah itu. Tidak cukup hanya dengan mencari kabarmu dan mengirim pesan-pesan random untuk menganggu waktumu. Saat kita kembali akrab, aku piker kita setara, rupanya hanya sementara. Mengulik banyak kisah tentangmu, aku pikir kita akan sepadan dalam segala-galanya, tapi ternyata hanya menjadikanku sema...

Kau Juga Pernah Jatuh Cinta, Bukan?

Gambar
  Kau Juga Pernah Jatuh Cinta, Bukan? Oleh: Umi Satiti   Aku juga tahu kau pernah meletakkan harapmu pada seorang gadis, dan itu bukan aku. Meski bukan pertanyaan langsung, tapi aku mendengar kau mengakuinya. Hari itu dalam sebuah percakapan sederhana selepas aku pulang dari perjalanan. Aku tidak tahu banyak tentang gadismu itu, hanya saja berita-berita sampai padaku. Aku cemburu? Oh, tentu saja tidak. Dia adalah bagian perjalanan yang kau miliki. Bagian dari masa yang membentukmu menjadi seperti hari ini. Mungkin juga dia masih menjadi bagian kisah yang belum hilang dari ingatanmu. Terbukti dari senyummu yang tak bisa menipu ketika seseorang bertanya tentang gadismu itu. Tenang, aku tidak ingin mengusiknya. Dia adalah bagian dari ceritamu yang aku tidak harus tahu kebenarannya. Tidak mungkin jika tanpa cerita. Kau berhak memiliki ceritamu tanpa harus bercerita kepadaku. Jika itu perihal perasaan yang sempat istimewa, aku tidak bisa memintamu untuk melupakannya. Aku ...

Sebuah Rumah yang Runtuh

Gambar
  Sebuah Rumah yang Runtuh Oleh: Ary Pelangi               Jauh-jauh hari sebelum aku dan kamu seakrab ini, pernah ada sebuah rumah sederhana yang aku impikan. Hanya sebuah bangunan sederhana di pedesaan. Orang-orang menyebutnya rumah dua lantai. Lantai bawah akan menjadi ruang terbuka dimana aku dapat mengisinya dengan serangkaian hobiku bersama anak-anak. Membuat sebuah taman baca sederhana dengan rak-rak yang penuh dengan buku cerita. Akan ada sebuah taman kecil di depannya dimana kenyamanan akan semakin terasa. Lantai atas akan menjadi rumah pada umumnya. Menjadi tempat untuk menikmati hari-hari bersama keluarga dan aktivitas domestik rumah tangga. Hanya saja, aku mengkhayalkan ada serambi yang akan menjadi tempatku bersama seseorang dengan leluasa menikmati secangkir teh panas sambil memandang senja yang merona. Sesederhana itu rumah yang sempat aku impikan. Rumah itu runtuh sebelum dibangun temboknya. Ponda...

Kamu dan Aku Punya Rencana

Gambar
  Kamu dan Aku Punya Rencana Oleh: Ary Pelangi               Kamu pernah berencana, tapi gagal. Banyak tempat indah yang ingin sekali kamu kunjungi. Kamu juga pernah ingin mengunjungi tempat-tempat indah yang ada di negeri ini. Menyaksikan keindahan alam yang tak biasa dipandang. Katamu, mencari ketenangan sembari menghibur diri juga harus diupayakan. Berkelana sembari mensyukuri anugerah Sang Pencipta juga tak boleh dilupakan, begitu pesanmu.             Aku juga pernah punya wacana, meski hingga kini ada yang belum terwujud. Aku suka suara air yang menentramkan, entah itu sungai atau laut. Bahkan suara air hujan pun aku menyukainya. Banyak tempat yang ingin aku kunjungi, tapi tempat-tempat itu tidak murah. Hanya jalan yang diguyur hujan, itulah yang bisa kunikmati dengan gratis.             Kamu dan ak...

Masa Lalu

Gambar
  Masa Lalu Oleh: Ary Pelangi   “Masa lalu saya adalah milik saya, masa lalu kamu adalah milik kamu, tapi masa depan adalah milik kita.”             Rangkaian kata dari B.J. Habibie memang tidak pernah gagal untuk memberikan penyemangat dalam kehidupan ini. Beliau selalu punya cara untuk menghadirkan inspirasi bagi jiwa-jiwa yang patah hatinya. Bagaimana tidak? Kisah hidupnya begitu indah digambarkan dalam sebuah film yang laris di pasaran.             Siapa yang tidak tahu dengan romantisnya kehidupan Bapak Habibie bersama Ibu Ainun. Tentang perjuangan Bapak Habibie di negeri orang hingga kembali lagi ke pangkuan Ibu Pertiwi dan memimpin negeri ini. Nyatanya, kisah cinta beliau turut memberi warna dalam perjuangan hidup. Tidak mungkin tanpa badai. Bahkan dalam film yang memuat kisah beliau, ada begitu banyak badai yang menjadikan cinta keluarga semakin kokoh...

Aku Tidak Mengejarmu

Gambar
Aku Tidak Mengejarmu Oleh: Ary Pelangi ~ Aku cukup tahu diri untuk tidak mengejarmu yang berlari menjauh. ~ Diri ini entah kenapa kadang terlalu peka dengan suasana. Tanpa perlu dijelaskan   pun aku sudah paham bahwa antara aku dan kamu yang sedang akrab harus menjauh. Harus memudarkan jarak dan menyamarkan pertemuan meski hanya melalui pesan-pesan kata. Terlalu rapat justru berbuah cerita yang tak sedap untuk dijalani. Banyak kejanggalan yang mulai menjadi beban dalam pikiran. Banyak kata yang terlalu mengoyak perasaan.   Sejak awal harusnya aku tak memberi ruang untukmu bercakap denganku tentang hal-hal yang sangat pribadi. Seharusnya memang hanya cukup sebatas jalinan professional dengan dunia kerja yang saat ini sedang aku jalani. Menjadi rekan kerjamu yang berbeda kota. ‘Harusnya’ dan banyak ‘harusnya’ lainnya yang membuat aku harus   menganggapmu berlalu begitu saja. Bukankah sudah cukup dengan deret cerita perihal pendidikan, petualangan, dan sesekali sibuk...

Paket Cinta // Suami Istri Lyfe

Gambar
  #kmoindonesia #SuamiIstriLyfee Kamu jangan hanya melihatku hari ini. Foto bareng teman, makan bareng, ngumpul komunitas, sharing bisnis, sharing literasi, dan segala gambar holiday yang terpasang di medsos itu sengaja aku publikasikan untuk mengenang perjalanan. Hanya saja orang-orang bilang semua itu tebar pesona. Bahasa milenialnya, pencitraan. Wislah , terserah apa kamu bilang. Intinya ya itu. Ngumpul, cekrek, terus upload. Sebar flayer, sharing, cekrek, terus upload. Upload, upload, upload, terima transferan, terus upload.

Memantaskan Diri //Suami Istri Lyfee

Gambar
  #kmoindonesia    #SuamiIstriLyfee   Ingin aku berlari ke hutan, mencari tempat pengasingan, dan merenungkan keadaan. Bukannya aku lelah berada pada jalan pencarian, hanya saja banyak takdir kehidupan yang harus dinarasikan ulang. Semua ini tentang aku dan kamu yang orang bilang calon imam. Sudah pantaskah kita untuk saling berpegangan tangan mengarungi bahtera peradaban?   Diri ini tidak menghindar. Bukan pula mencari-cari alasan, mengulur waktu pertemuan demi menyenangkan diri semata. Aku hanya terlanjur mengerti bahwa setelah ganjil menjadi genap akan banyak irisan dan singgungan yang tidak mudah dideskripsikan. Sebagai perempuan, aku berusaha memberikan yang terbaik untuk kamu dan peradaban.

Ambigu

Gambar
Kau merajut cinta dengan dia, menyiramnya dengan perhatian, dan mencoba menyembnyikannya. Sayangnya, aku terlalu peka dengan riak rasa yang kau cipta. Namanu pernah tersebut dalam sebuah percakapan yang menghadirkan tawa penuh sayatan luka. Bukan karena aku kehilangan kamu lagi, hanya saja aku tahu akhir ceritamu akan berujung luka. Bunga yang kamu siram, kamu jaga hingga akarnya, dan kamu banggakan akan menemui tuannya. Itu bukan kamu yang bekerja keras membuatnya tersenyum ketika luka. Sebuah ingatan membawa akan percakapan lintas masa. Mempertemukan aku dengan sahabatmu dan mendengar pengaduan tentang kisah hidupmu. Semua itu seirama, jejak yang membuatku hanya menjadi pendengar setia lalu tertawa dalam luka. Ingin mematahkanmu hari itu juga, tetapi kamu begitu yakin bahwa dia akan menjadi milikmu. Hidup bersamamu dan menikmati alam ciptaan Yang Maha Esa dalam kebersamaan yang sakinah, mawadah, dan rahmah. Itu hanya mimpimu yang ingin aku hapus sejak kamu mengaku memperjuangkan ...