Postingan

Menampilkan postingan dengan label cinta

Paket Cinta // Suami Istri Lyfe

Gambar
  #kmoindonesia #SuamiIstriLyfee Kamu jangan hanya melihatku hari ini. Foto bareng teman, makan bareng, ngumpul komunitas, sharing bisnis, sharing literasi, dan segala gambar holiday yang terpasang di medsos itu sengaja aku publikasikan untuk mengenang perjalanan. Hanya saja orang-orang bilang semua itu tebar pesona. Bahasa milenialnya, pencitraan. Wislah , terserah apa kamu bilang. Intinya ya itu. Ngumpul, cekrek, terus upload. Sebar flayer, sharing, cekrek, terus upload. Upload, upload, upload, terima transferan, terus upload.

Memantaskan Diri //Suami Istri Lyfee

Gambar
  #kmoindonesia    #SuamiIstriLyfee   Ingin aku berlari ke hutan, mencari tempat pengasingan, dan merenungkan keadaan. Bukannya aku lelah berada pada jalan pencarian, hanya saja banyak takdir kehidupan yang harus dinarasikan ulang. Semua ini tentang aku dan kamu yang orang bilang calon imam. Sudah pantaskah kita untuk saling berpegangan tangan mengarungi bahtera peradaban?   Diri ini tidak menghindar. Bukan pula mencari-cari alasan, mengulur waktu pertemuan demi menyenangkan diri semata. Aku hanya terlanjur mengerti bahwa setelah ganjil menjadi genap akan banyak irisan dan singgungan yang tidak mudah dideskripsikan. Sebagai perempuan, aku berusaha memberikan yang terbaik untuk kamu dan peradaban.

Ambigu

Gambar
Kau merajut cinta dengan dia, menyiramnya dengan perhatian, dan mencoba menyembnyikannya. Sayangnya, aku terlalu peka dengan riak rasa yang kau cipta. Namanu pernah tersebut dalam sebuah percakapan yang menghadirkan tawa penuh sayatan luka. Bukan karena aku kehilangan kamu lagi, hanya saja aku tahu akhir ceritamu akan berujung luka. Bunga yang kamu siram, kamu jaga hingga akarnya, dan kamu banggakan akan menemui tuannya. Itu bukan kamu yang bekerja keras membuatnya tersenyum ketika luka. Sebuah ingatan membawa akan percakapan lintas masa. Mempertemukan aku dengan sahabatmu dan mendengar pengaduan tentang kisah hidupmu. Semua itu seirama, jejak yang membuatku hanya menjadi pendengar setia lalu tertawa dalam luka. Ingin mematahkanmu hari itu juga, tetapi kamu begitu yakin bahwa dia akan menjadi milikmu. Hidup bersamamu dan menikmati alam ciptaan Yang Maha Esa dalam kebersamaan yang sakinah, mawadah, dan rahmah. Itu hanya mimpimu yang ingin aku hapus sejak kamu mengaku memperjuangkan

Paket Komplitnya Kamu

Gambar
    Kamu adalah paket komplit yang menemani perjalanan ini begitu lama. Kamu adalah paket komplit yang tak bisa diurai untuk dipilih mana yang aku suka lantas aku singgkirkan bagian yang tidak kuinginkan. Kamu adalah paket komplit yang tidak pernah bisa ditawar. Malam ini hujan deras menjelang waktu tidur. Inginku menarik selimut saja menutup hari dengan doa-doa untuk hari esok. Seperti biasa, aku tuntaskan dulu pesan-pesan di ponsel agar tidak menjadi tanggungan hari berikutnya. Sayangnya, pesan atas namamu muncul dalam sebuah label percakapan, entah mempercakapkan apa, aku tidak begitu mengerti. Aku mengenalmu saat rintik hujan, dalam sebuah perjalanan dan mengisahkan riak-riak air langit yang jatuh di atap. Aku mengenalmu dalam senja yang tidak pernah sempurna kemerah-merahannya. Dalam jauhnya langkah yang menelusuri trotoar, di sanalah aku memahami dirimu yang lain. Sisi hidup yang tidak aku inginkan ada padamu. Sosok keras kepalanya kamu dan dinginnya sifatmu. Ingin sekali aku

Suara Hati

Gambar
   Hujan sore ini mengingatkan aku akan banyak cerita. Rintiknya membawaku berkelana pada ribuan aksara yang pernah tersaji dalam lembar karya. Sesekali kilat menyambar membangunkan lamunan bahwa pernah tercipta luka dari sebuah kelana. Guruh bersuara membenarkan bahwa ada bekas luka yang masih tersisa dalam goresan pena. Salah siapa? Hati menyalahkan logika yang terlalu angkuh mengambil setiap keputusan tentang rasa. Sementara akal berteriak mengutuk hati yang terlalu lemah dan tidak pernah mampu memilih kebijakan. Keduanya terus beradu hingga kumandang azan memanggil untuk berbuka. Diri meneguk air setelah sehari menahan dahaga. Aku tidak mengerti mengapa mereka selalu berdebat? Hati dan logika tidak pernah sepakat tentang paket cinta yang datang menyuguhkan masa depan. Sementara jari-jari tangan memilih akrab dengan lembaran kertas dan pena. Merekam setiap perdebatan lantas menyuguhkannnya di atas panggung pameran. Sementara mata menjadi bagian paling sengsara sebab harus meng

Jangan Makan Cinta (Bagian Tiga)

Gambar
Arypelangi ,- Apa yang kita bicarakan diangka usia kedua puluh enam? Diangka itu, tepatnya saat libur hari raya aku membicarakan pernikahan dengan sahabat lelakiku. Libur lebaran, dan aku pun libur dari rutinitas pendidikan profesi di ibu kota. Kami membicarakan pernikahan tanpa bertatap muka. Hanya dengan menatap barisan kalimat yang saling berbalas dalam layar handphone. Disanalah kami membicarakan pernikahan juga rasa yang akhirnya terungkap setelah lama terpendam waktu. Tepat sekali, hati yang tidak jadi dan tentunya itu bukan pernikahan kami berdua. Ini adalah tentang cinta “Mrs.A” dan “Mr.B” yang telah lama berusaha dijaga dan diperjuangkan. Langkah yang telah serius dan telah berkenalan dengan keluarga masing-masing. Namun hati manusia siapa yang tahu. Tahu-tahu rasa yang telah dipupuk itu ambyar begitu saja ketika “Mr.B” mengajukan nama “Mrs.C” untuk menemani sisa usianya. “Mr.B” telah menemukan pilihannya. Seiring waktu, kini mereka telah hidup dengan pasangan masin

Jangan Makan Cinta (Bagian Satu)

Gambar
Foto Yeti Naura Arypelangi,- Jangan menikah hanya karena cinta sebab setelah menikah tidak akan kenyang hanya dengan makan cinta. Carilah laki-laki yang bertanggungjawab, dengan begitu dia akan menyelesaikan segala kewajibannya sebagai seorang kepala keluarga. Jika memutuskan menikah hanya bermodalkan cinta maka dapat dipastikakn cinta itu akan pudar seiring dengan bertambahnya usia pernikahan. Berpaling kelain hati dan ditinggalkan mencari cinta yang lebih dia cintai adalah masa depan yang menghantui. Sementara kebutuhan pasca pernikahan tidak hanya perihal cinta namun juga tentang kebutuhan hidup yang lain. Tentang kebutuhan fitrah manusia, tentang finansial keluarga, tentang waktu, ketenangan, pengasuhan anak juga kebahagiaan. Semua itu tidak cukup dibayar hanya dengan kata cinta.

Tentang Hatiku Disisi Hatimu yang Beku

Gambar
Belajar memahami sisi hatimu yang beku. Mencoba mengerti jalan hidup yang kau pilih. Kuingin tahu kemana arah kakimu berjalan. Hingga kupahami dimana harus kuletakkan hati. Kepadamu atau harus kembali kubawa mebembus awan.

Tentang Suatu Masa "Lawu"

Lawu... Lawu... Darinya aku belajar kepercayaan Tentang arti sebuah impian Kerelaan melepas cinta demi cita Lawu... Darinya aku mengerti arti sebuah keluarga Disana ada pertengkaran dan penerimaan Tentang berjuta perbedaan Sakit yang berbuah luka dalam senyuman Kerelaan ciptakan jarak demisekeping harapan Lawu... Darinya belajar ketangguhan Kala tetes hujan menari beriring rintihan hati Kepercayaan seakan tiada arti Hanya tawa dalam lambaian tangan Sudahi cerita ini Kerelaan pergi tuk ciptakan kedamaian Lawu.. Akankah menjadi saksi perjalanan kita Saat kita rela menerima kedewasaan Saat jarak menghubungkan cita Saat waktu merangkumnya dalam kenangan Lawu... Sudahkah kau dapati citamu? Sudahkah kau temukan cintamu? Lawu... Atau kita akan kembali duduk bersama Berbicara tentang cita dan cinta Karanganyar, 26 Oktober 2015 Ary Pelangi

Pudarnya Waktu dan Jarak

Gambar
“Kuliah di Yogya saja, biar kita bisa sama lagi.” Katamu waktu itu. “Aku tetap di Solo.” Jawabku. “Apa iya? Pikirkan lagi.” Pintamu meyakinkanku. Dan aku hanya mengiyakan. Persimpangan jalan membuatku mengakhiri kebersamaan dalam perjalanan.  sebuah kisah yang tak kutahu awalnya. Hanya hari itu kta mengakhirinya dengan lambaian tangan saat aku berdiri di trotoar dan kau masih dalam bus menuju sekolahmu. (Catatan tahun 2009_ Putih Abu-abu) ***              Dia adalah sahabat yang begitu istimewa. Mengenalnya ditahun terakhir saat kuberbangga dengan seragam biru putih. Semakin dekat dengannya dan kakraban terjali begitu saja. Dirinya meminta aku bersamanya satu sekolah untuk mengisi masa putih abu-abu bersama. Hanya jelas itu tidak mungkin. Aku tidak secerdas dirinya juga tak ada uang saku untuk dua kali naik bus setiap pagi dan dua kali lagi saat pulang. Dijanjikannya sepeda motor agar tidak perlu keluar uang untuk perjalanan sekolah tetapi aku bukan orang yang menggant

Puisi Si Patah Hati

Gambar
Aku masih tertunduk didalam mobil. Mengapa dua kawanku ini rela jauh-jauh dari Yogya dan menculikku. Sekilas tadi aku melihat keramaian senja di tanah lapang. Mungkin sedang ada pasar malam. “Lihatlah keluar!” Arya yang sejak tadi mengemudi turun juga dari mobil. Begitu juga Widya yang sejak tadi duduk disampingku turun tanpa kata.             Entah untuk alasan apa aku dibawa kesini. Ini bukan Solo juga bukan Yogya. Hanya saja aku belum pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya. Berlahan-lahan kepala terangkat dan mata mulai melihat apa yang terjadi diluar sana.             Ari berdiri diluar jendela, tepat didepan pintu. Wajahnya masih menyisakan warna biru putih, pucat. Matanya masih sembab, merah. Aku dengar dua hari lalu dia dirawat dirumah sakit. Entah apa sakitnya. disamping Ari berdirilah Sanjaya, sahabat kental Ari. Tangan kirinya memegang selembar kertas sedang ditangan kanannya ada microfon berwarna hitam. Aku kembali terunduk didalam mobil. Suara Sanjaya mengudara

Cinta yang Lain

Gambar
“Terima kasih telah mengizinkan aku mencintai yang lain.” Setahun yang lalu ketika aku sampaikan pesan padamu untuk kepergianku jalankan tugas di tanah orang. Aku bilang akan pergi setahun dan mungkin akan sulit mengirim berita padamu. “Ya, hati-hati.” Sebuah jawaban singkat yang sampai mengisi inbox SMS malam sebelum aku berangkat.             Bahkan kita tidak bertmu sebelum perpisahan untuk perjalanan jauhku. Aku mengerti dan baiklah aku cukup mengerti. Kau mungkin terlalu sibuk dengan tugas-tugasmu yang rumit itu. Diri ini cukup mengerti dengan kesibukan tugas akhirmu, Cinta. Aku yakin waktu itu engkau sedang fokus memandang layar notebook-mu. Sebegitunya engkau serius mengetikkan calon skripsi yang akan engkau konsultasikan dengan pembimbingmu. Sampai aku menghibur diri dengan keyakinan itu dan kau baca pesanku sambil lalu. Begitu kau tidak ingin kehilangan fokus tugasmu dan kau hanya sempat menuliskan “Ya, hati-hati.”             Berbulan-bulan aku menikmati perantaua

Masihkah Ada Cinta?

Gambar
“Perenungan Kecil dalam Malam yang Semakin Larut” Perantauanku hampir saja berakhir. Itu harapan kedua orangtuaku. Mereka ingin aku segera pulang dan memasuki dunia baru. Harapan itu ada dalam hari-hari mereka. Tetapi aku masih menikmati pengembaraanku, Cinta. Setelah dari sini aku telah memilih tempat untuk menjadi tanah perantauan. Aku memilihnya karena disana ada begitu banyak cerita yang menarik perhatianku. Ada begitu banyak kisah yang membuatku ingin berada disana.            Tengah malam sebentar lagi namun mata ini belum juga ingin memejamkan mata. Adikku telah tertidur pulas. Mungkin karena sudah terlalu lelah seharian mengerjakan tugas-tugas kuliah. Adikku? Benar Cinta. Malam ini aku ada di rumah. Maaf tidak aku katakana padamu kalau aku pulang. Sudah dua hari aku melepas rindu di pondok kedua orang tuaku. Aku berharap mampu menemukan lagi kebersamaaan yang telah lama tidak bisa penuh aku rasakan. Maaf, aku tidak berani mengetuk pintu kamarmu. Padahal aku tahu