Tentang Capung yang Terbang

Masih ada keinginan yang belum bisa aku wujudkan bersamamu. Masih ada harapan akan terwujud sebenarnya. Tapi mengapa aku belum bisa mewujudkannya?
Sahabat, maafkan aku. Bukannya aku tidak bisa mengambil sikap. Hanya saja masih banyak yang membuatku sulit untuk menerima semua ini. Meski engkau sudah meyakinkan aku. Meski engkau percaya padaku. Bodohkah aku yang mengabaikan semua itu darimu?


Aku punya cerita untukmu.
Kemarin aku melihat begitu banyak capung di sawah depan rumah. Engkau tahu itu indah sekali. Sudah bertahun-tahun aku tidak melihatnya. Mereka terbang bersama-sama dari selatan menuju utara. Apa yang mereka cari? Apa kau tahu? Aku tidak tahu apa yang mereka inginkan. Orang-orang desa bilang itu sebuah pertanda.
Aku tersenyum saja. Bukankah apa yang ada di alam ini adalah tanda kebesaran Allah? Bagi mereka yang beriman pada-NYA. 
Sesaat kemudian awan hitam begitu pekat menutup sinar matahari. Anak kecil berlarian ke dalam rumah. Angin sudah mulai memberi rasa dingin. Pergerakan awan yang begitu hebat. sesaat kemudian tanpa gerimis. Hujan langsung mengguyur bumi. Basah. Hujan deras bersama petir yang bersahutan. Aku ingat dengan jelas apa yang terjadi sore itu.
"Mbak capungnya tadi kemana?" Tetanggaku bertanya.
"Terbang ke utara." Jawabku.

Setiap kali hujan. Aku masih berharap matahari akan datang. Meski kadang aku tahu itu mengecewakan. Engkau tahu apa impianku? 
Suatu hari akan kita melihatnya bersama.

---0---
Umi Satiti
@ Little House
16 Januari 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paket Cinta // Suami Istri Lyfe

Menghilang di Batas Rasa

Menikah Denganmu // Suami Istri Lyfe