Akhir


Belum juga sembuh luka yang dulu. Kini kau menggores luka yang sama dengan dirinya di ruang hatiku. Mengapa jadi begini hati ini?
Aku mencoba memahaminya. Aku mencoba untuk mengerti tentang apa yang kau rasa. Memang sangat menyakitkan. Bukan hanya kau yang rasa semua itu. Aku juga begitu. Tidak jauh berbeda darimu. Untuk yang kesekian kalinya aku terluka dengan keadaan ini. Untuk yang kesekian kalinya aku merasa kecewa. Untuk yang tidak terhitung lagi air mata dan luka yang membuat hatiku begitu rapuh.
Tapi kau bilang ingin mengakhiri ini. Kau bilang akan mengakhiri semua yang ada. Kau tahu, kau membuatku sangat marah. Iya, aku marah. Aku marah karena kau ingin mengakhiri semua ini. Aku matah karena aku takut kau akan meninggalkan apa yang telah kita impikan. Aku marah karena aku takut kehilangan lagi.
Haruskah aku juga kehilangan mimpiku yang kedua kalinya. Mimpi untuk menjadikan keadaan menjadi lebih baik. Mimpi yang membuat kita mampu bersama melangkah dalam jalan yang tidak menentu arahnya. Haruskah untuk yang kedua kalinya aku kehilangan hapan dan masa depan yang telah aku impikan. Dan harus bagaimana lagi diri ini dengan keadaan ini?
Lihatlah keadaan ini! Bukan hanya kau seorang saja yang lelah. Bukan hanya kau saja yang kecewa. Bukan hanya dirimu yang sering terluka. Haruskah kau juga mengakhirinya seperti yang engkau katakan? Haruskah benar-benar diakhirinya?
Akhiri saja. Bila memang itu maumu. Akhiri saja bila itu bisa membuatmu bahagia. Akhiri saja bila itu yang terbaik untuk keadaan ini. Aku tidak akan menahanmu disini seperti dulu aku menahan dia untuk tetap tinggal. Karena aku tetap tidak mampu untuk menahannya. Lakukan saja bila itu memang maumu. Aku tidak akan memintamu untuk tinggal disini. Aku tidak akan menahanmu jika kau ingin mengakhiri semua samapai disini. Tidak akan, aku tidak akan menghalangimu untuk berbuat itu.
Tetapi aku tidak ingin kau melukai siapapun. Aku tidak ingin kau menyakiti siapapun. Aku tidak ingin melihatmu mengecewakan satu orangpun. Termasuk diriku ataupun dirimu sendiri. Juga aku tak ingin mereka pun turut sedih dan meneteskan air mata. Bila ingin mengakhiri, akhirilah tanpa luka. Sudahi semua ini tanpa sakit dan kecewa. Jangan sampai ada air mata yang tertinggal.

Cerita ini mengajarkan aku betapa berharganya sebuah impian
Kisah ini mengajarkan aku betapa indahnya sebuah kebersamaan
Langkah ini menyadarkan aku betapa hebatnya sebuah perjuangan
Perjalan ini menyadarkan aku betapa pahitnya sebuah senyuman
Perjalan ini menyadarkan aku betapa manisnya sebuah kesedihan
Tidak ada kesempurnaan dalam persahabat aku dan dirimu
Ada luka dan kecewa dalam cerita hidup aku dan dirimu
Ada sakit dan tangis dalam hari-hari aku bersamamu
Namun selalu aku dan dirimu saling mengisi
Ada tawa dan bahagia yang menghiasi keindahan dunia
Selalu ada maaf, meski tak sempat terucap
Akan ada surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai
Aku dan dirimu, kita bersahabat dengan cinta
Dengan ikhlas karena cinta pada-NYA

----0---
25 Juni 2012
Ary Pelangi
Kota Negeri Khayalan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paket Cinta // Suami Istri Lyfe

Menghilang di Batas Rasa

Menikah Denganmu // Suami Istri Lyfe