Hari Bersama

Aku ingin sekali memejamkan mata. Terlelap dalam kesunyian malam. Aku ingin berada didalam dunia mimpi. Sambil menikmati malam yang kian pekat. Tapi aku tidak bisa.

Aku tidak ingat kapan kita mulai mengenal. Aku juga lupa kapan kita pertama bertemu. Namanya juga manusia, tempatnya salah dan juga lupa. Tapi bukan berarti harus salah dan lupa terus.

Hari-hari berlalu begitu saja. Hari demi hari makin banyak cerita tertulis. Mungkin aku tidak banyak bicara dan memilih untuk diam. Tapi aku menulis begitu banyak kisah. Tentang waktu yang tlah terlewati.

Aku tidak tahu mengapa begini? Kadang ada detik-detik yang sulit dimengerti oleh diri ini. Tentang ikatan antara kita.


Gedung tua itu begitu indah untukku. Tempat yang menjadi saksi kisah kita. Semua terlewati disana.

Hari demi hari berlalu dengan kisah baru. Senyum, canda dan tawa. Adalah penyejuk untuk jiwa yang gersang. Warna untuk hati yang hampa.

Gedung tua itu. Mengapa aku tidak bisa jauh darinya? Mungkin karena disana aku tumbuh besar bersama denganmu. Menjadi diriku yang seperti saat ini. Aku tidak akan lupa dengan perjalanan ini.

Kita bersama-sama tertawa. Kita bersama-sama tersenyum. Saling mengingatkan dan memberi semangat. Aku menemukan semangat hidupku. Engkau salurkan energi dalam hidupku. Engkau ajari banyak hal pada diriku.

Sebelumnya tak pernah terfikir olehku. Untuk bermimpi setinggi langit. Sebelumnya tak ada yang meyakinkanku. Untuk terbang menggapai asaku. Tidak ada sebelumnya yang tulus menjagaku, Seperti ketulusan yang engkau berikan. Meski aku tahu batasan kasih sayngmu.

Bukankah kita sudah melewati begitu banyak waktu bersama? Melewati dasyatnya gelombang ujian yang datang silih berganti menggetarkan dinding pertahanan raga ini. Sampai tidak sanggup kaki ini berdiri lagi. Sampai tangan ini tidak mampu menggenggam lagi. Dan sudah tidak terhitung lagi berapa kali air mata ini harus menetes. Hari ini kita kembali di uji....

Sudah berapa kali engkau membuatku kecewa? Sudah berapa kali engkau membuatku marah? Sudah berapa kali engkau menyakitiku? Maaf... Sudah terlampau sering aku membuatmu kecewa. Sudah terlalu sering aku membuatmu marah. Sudah terlampau sering aku menyakitimu.

Meski begitu adanya. Itulah yang harus kita jalani. Selalu ada ruang untuk saling memaafkan. Selalu terbuka untuk tetap menerima.Walau tak pernah kutahu kedalaman hatimu. Namun aku percaya masih ada ruang putih tuk kisah kita.

Semangat itu masih ada. Tuk saling menjaga dan terus berkarya. Masih banyak mimpi-mimpi yang harus diraih. Masih banyak harapan untuk hari esok.

dengan kakimu aku mampu berdiri. Saat kaki ini tidak berdaya. Tanganmu tetap erat menggenggam tuk langkah kita yang seirama. Dengan jari-jarimu engkau hapus air mata. Dan aku bersandar dalam pelukanmu. Untuk mampu bertahan sampai hari ini.

Ya Allah, hamba bersyukur pada-Mu atas karunia yang engkau beri. Dalam setiap hembusan nafas ini.
Terimakasih....

---0---
02 Oktober 2011
Ary_Pelangi
Kota Negeri Khayalan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paket Cinta // Suami Istri Lyfe

Menghilang di Batas Rasa

Menikah Denganmu // Suami Istri Lyfe