Tangis dalam Kebekuan

Diammu....
Dimana sedihmu? Hingga yang kau tampakkan hanyalah senyum palsumu yang tak semua orang mengerti. Seolah engkau baik-baik saja. Seolah engkau adalah orang paling bahagia yang ada.
Tahukah kau, tidak bisa engkau sembunyikan sedihmu itu dalam senyumanmu. Entah semanis apa engkau tersenyum. Seceria apa engkau tampakkan dirimu dihadapan orang lain. Akan ada yang mengerti engkau lebih dari senyuman palsumu.
Aku punya satu kisah indah untukmu cinta. Sempatkan dirimu untuk membacanya. ini tentang seorang gadis yang kini sering bersamaku. Tentu ini akan mengusik ketenanganmu tetapi aku ingin engkau tahu sebuah cerita yang indah dan mampu memilukan hatiku.

Dia begitu berbeda dari yang lain. Sungguh dia  tidak seperti kebanyakan perempuan yang aku temui. Sopan tutur katanya, dan supel orangnya. Sangat menyenangkan bila berbicara dengan dirinya. Untuk seusia dia, bagiku dia telah cukup dewasa dan bijak menyikapi kehidupan ini. teman-teman yang menyayangi dia, nilai akademis kuliahnya yang tetap terjaga.Cintanya pada kedua orangtunya yang sungguh tidak diragukan lagi.

Setiap hari dia selalu tersenyum ketika senja mengantarkannya kembali pulang. Menyapa kedua orang tuanya dengan senyuman terindah. Bercanda dengan saudaranya sampai terdengar tawanya. Dia ceritakan peristiwa-peristiwa menyenangkan yang dialaminya. Sebegitu bahagianya dia menjalani kisahnya. Sebegitu indah dia berikan kenangan kebahagiaan untuk keluarganya.
Malam dirumah dihabiskannya dengan menyusun rencana-rencana kehidupan. Hanya dia yang berani menyusun rencana sebegitu jauh dalam kehidupan keluarganya. Bahkan dua puluh tahun kedepan saja sudah diimpikannya.
Sedang pagi hari dialah yang memiliki semangat menggelora. Menyiapkan hari istimewanya dalam pengembaraan menuntut ilmu. Selama bisa berangkat dan pulang. Seperti apapun jalannya akan tetap dilaluinya dengan senyuman. Meski terkadang lelah dikakinya terasa begitu amat sangat menyiksa namun dia tersenyum menyapa orang-orang yang dilewatinya. begitulah dia dengan semangatnya mejadikan hidup ini tiada terlalu buruk untuk dilalui.
Sering dia melamun memikirkan nasib hidupnya. Setelah hilang dari pandangan kedua orang tuanya. Dia rajut sendiri kisah-kisah berat dalam kehidupan. Dia simpan sendiri perih kehidupan yang dirasakannya. Hanya karena tidak ingin orang lain sedih karenanya. Hanya sepanjang jalan menuju taman menuntut ilmu itu yang menjadi saksi tangis bekunya. Tangisan yang tertahan karena memikirkan hari esok yang teramat sangat tidak pernah disangka-sangka.
Selayaknya perempuan, diapun ingin menjadikan hidupnya indah. Menjadi indah dengan mengisi hari-harinya dengan membuat orang lain tersenyum. Dia beradu sendiri dengan batinnya. Menutup rapat kesedihannya dalam relung hati yang entah dimana adanya. Terpaan-terpaan dahsyat dilaluinya. Bayangkan seorang anak manusia bermodal tekad untuk mengubah dunianya. Antara keluarga, sahabat, teman, kuliah dan tanggungjawabnya sebagai relawan sosial. Belum lagi tanggungjawab-tanggungjawab lainnya. Sekedar makan saja kadang tidak sempat. Apalagi menikmati kehidupan bebas layaknya anak lainnya. 
Ditengah lelah dan penat itu dia selalu berusaha tersenyum. Menjadikan seolah hidupnyalah yang terindah. Menutup hatinya untuk kesedihan dan hanya membukannya untuk kebahagiaan. Nyatanya sedih itu tetap merasuk dalam hidupnya. Kesibukan kuliah, dimata keluarga dan saudara-saudaranya yang lain juga pekerjaan yang terus memaksa untuk terus betahan menyelamatkan segalanya.
Ujung pelariannya dalam suatu malam yang teramat pekat. Tak mampu lagi dia tahan sedihnya. Dalam sujudnya tumpahlah semua rasa itu. Dalam pengaduan yang teramat tenang. Tanpa isak yang tertahan. Tanpa tangis yang menyesakkan. bukan pula senyuman yang mengembang. Hanya ketenangan dalam kesunyian. Dia kembalikan hidupnya pada Pemilik Kehidupan. 

Cinta....
Memang kadang kita harus berlomba dengan sesuatu yang tidak kita inginkan. Kadang kita memang harus kalah dalam peperangan. Atau sengaja mudur untuk tetap dapat hidup.
Lihatlah cinta, sudah sampai sejauh ini engkau langkahkan kakimu? Haruskah mimpi-mimpi itu lenyap? Haruskah harapan-harapan itu sirna? Lalu bagaimana dengan mereka? Tidakkah kau ingat senyumnya, tangis serta tawanya?
Bukan aku yang harus selalu mengusap air matamu. Bukan aku yang selalu menghapus sedihmu. Bukan aku yang akan selalu bisa hadir dalam keadaan terburukmu. Tetapi sampai kapan cinta, kau akan seperti ini? Belajarlah untuk ikhlas. Selalu keikhlasan itu akan terus diuji. Dan siapa yang bersabar akan mendapatkan tempat terbaik.
Bisakah kau sempatkan lagi dalam malammu untuk mendekat pada-NYA. bersimpuh dihadapanNYA dan mintalah ampunan padaNYA. Yakinlah ini karena Allah masih mencintai kita. Hingga ujian ini DIA berikan untuk menebus dosa-dosa kita yang telah menumpuk. Hingga kelak bukan api neraka yang akan menyiksa raga kita. Berprasangkalah yang baik. Ini karena Allah ingin meningkatkan iman kita hingga bisa kita dapatkan derajat yang lebih tinggi di sisi_NYA. Berpuasalah untuk menahan nafsumu, hingga teredam amarahmu dan sehat lambungmu. Bersedekahlah cinta, semoga Allah melapangkan Rizkymu.
Berikan semangatmu yang dulu...
Berikan senyuman indahmu...
Aku akan pulang. Segera.
Love you.

---0---
Ary Pelangi
8 November 2012
Kota Negeri Khayalan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paket Cinta // Suami Istri Lyfe

Menghilang di Batas Rasa

Menikah Denganmu // Suami Istri Lyfe