Selamanya . . .



 Cinta,
Masihkah engkau sering menatap kaca itu? Menyaksikan pohon-pohon berlarian? Masihkah pandangan itu hampa seperti hari kemarin?
Sudahlah cinta. Cukupkanlah imajimu itu. Tenang sesuatu yang hanya akan mengembalikan dunia ”autis” yang telah lama engkau tinggalkan. Sesalku yang tak bisa menjagamu untuk tetap terjaga dalam kehidupan ini. Sedihku melihatmu kembali berada dalam imaji ”autis” yang sulit tuk berganti.
Aku merindukan senandungmu. Ingin aku dengar lagi tawamu. Melihatmu dalam bahagia itu menyenangkan hatiku. Memandangmu bersama mereka menenangkan hariku. Dimana kini semua itu, Cinta?
Dalam hidup ini kadang kita memang harus kehilangan. Suka atau tidak suka kita harus melewatinya. Kehilangan sebagian kecil ataupun banyak dari kehidupan yang kita miliki.tapi bukan berarti kehilangan yang sedikit ini harus membuatmu kembali menyelam dalam duniamu yang dulu. Bukan berarti kau harus kembali pada masa itu sebelum kau memiliki yang hilang saat ini.

Cinta,
Aku tahu dulu dia yang membuatmu meninggalkan duniamu. Menyelamatkanmu dari kesepian. Juga dia yang setia merawat dan menjagamu. Dia yang menyayangimu dan mengajarimu tentang keramahan dan kebersamaan. Kesabarannya yang tekun membimbingmu mengantarkan dirimu dalam kedewasaan.
Kebahagianmu bersamanya tak akan pernah tergantikan. Sekalipun kau bersamaku seharian memandang warna-warni pelangi. Senyuman dan tawa yang kini kembali engkau pendam dalam senyuman kehampaan. Kesunyian tanpa kata tanpa makna. Karena kau telah kehilangan yang mampu memahami diammu.
Bukan berarti dia tak mencintaimu lagi. Bukan berarti dia tidak peduli lagi padamu. Semua itu bukan berati dia tak ingin menyandingmu lagi. Hanya saja dia telah percaya tuk melepasmu. Dia percaya kau telah cukup dewasa menjalani kehidupan ini. aku yakin dia juga telah perhitungkan segalanya untuk melepaskanmu dan memilih jalan hidupmu sendiri. Mungkin saja dia juga merindukanmu. Keluguan dan polosnya dirimu. Betapa kau begitu menggemaskan baginya.
Kenyataannya cinta, kau menjadi seperti ini. Kau hanya diam dan kembali beku. Sendirian berlahan kau mulai melangkah memasuki gerbang masa lalumu. Ingin rasanya aku menahanmu tapi kau terus berlari menyambut kesunyian yang telah lama engkau tinggalkan. Hanya saja gema semu suaranya yang kadang membuatmu ragu melangkah. Mungkinkah kau berharap dia akan datang lagi padamu? Mungkinkah akan kau dapati dirinya lagi yang telah merelakanmu?
Cinta,
Hapuslah kesendirianmu. Lakukan ini demi hidupmu sendiri. Aku tahu ini akan sulit bagimu tapi apa salahnya menunjukkan padanya tentang kemandirian yang pernah dia ajarkan padamu? Tunjukkan kau bisa membuatnya bangga dengan keramahanmu. Meski itu terlalu menyesakkan bagimu. Tapi bila memang terlalu menyiksa hanya perlu kau tunjukkan saja karya dalam bekumu. Berikan kesejukan dalam terik kehidupan. Basuh mereka dengan bekumu dan hangatkan suasana.
Lantas tersenyumlah. Karna dia masih menantimu. Karena dia masih peduli padamu. Karena dia adalah perantara dalam cahaya untuk kau lebih mendekat kepada Pemilik Seluruh Alam.


22 Januari 2013
Ary Pelangi
Kota Negeri Khayalan



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paket Cinta // Suami Istri Lyfe

Menghilang di Batas Rasa

Menikah Denganmu // Suami Istri Lyfe