Tentang Rindu "Januari"
Bukankah Januari sudah
berakhir? Bukankah sudah selesai? Aku lebih nyaman berada dalam kegelisahan study-ku yang tidak juga pasti daripada
harus peduli tentangmu. Belum mampu lebih dari ini rasa yang aku punya. Hanya
sampai kepastian ini yang aku miliki. Aku jalani study-ku dan kau lengkapi hidupmu. Tidak ingin aku mengusiknya
lagi.
Hati dan fikiran memang
susah bersatu, jarang sependapat dan sering berdebat. Itulah kegalauan. Rasa
ini tulus padamu, cinta. Enam tahun merajut kisah bersama mustahil bila tanpa
rasa. Meski dalam setiap langkahku terisi kisah yang lain, menapak kota yang
lain namun saat aku kembali pulang selalu tentangmu. Semua tanya kembali
tentangmu. Selalu dirimu dan hanya dirimu yang mereka tanyakan.
Sekali ini biarkan
semua berjalan seperti dahulu. Anggap tidak pernah ada yang tahu, meski
nyatanya mereka terus menanyakanmu, perjalanan kita yang terpisah jarak.
Biarkan waktu tetap
bersahaja, memudarkan senyum dan merajut kerinduan. Biarkan jarak tetap pada
kebijaksanaannya. Menemani kaki-kaki melangkah saling berjauhan, hingga mungkin
bila takdir mengizinkan kita kan kembali saling menyapa.
Rasa ini biarlah sampai
disini. Ketulusan yang tidak sempurna. Rindu yang tidak menemukan ketulusannya.
Masih ada ego yang bertahta dengan angkuhnya.
YaAllah, maafkanlah
diri ini. Terangi hatiku juga hatinya. Izinkan kami saling memiliki dalam
ukhuwah yang telah engkau pilihkan, kebersamaan seorang sahabat yang saling
mencintai dalam jalan-Mu. Maafkanlah diri kami yang pernah mengisi hari dengan
saling berteriak, menggenapi hari dengan pertengkaran. Hapuslah rasa sakit yang
pernah hadir diantara kami. Biarkan hari-hari yang lalu menjadi kenangan dalam
bingkai tawa juga senyuman.
Aku membebaskan rasaku
padanya. Aku bebaskan rasa yang pernah hadir diantara hidupku juga hidupnya. Januari
sudah berlalu, membebaskan rasa yang pernah menggumpal. Menjawab tanya yang
mereka inginkan. Januari berakhir sudah, terganti Februari yang mengantarkan
pada segenggam kerinduan bersama hujan.
Karanganyar, 10 Februari 2016
Ary Pelangi
Komentar