Postingan

Seminggu Aku Pergi

Seminggu sudah berlalu. seminggu setelah aku berpamitan padamu. Aku berjanji akan kembali lagi untukmu. Aku berjanji tak akan lama meninggalkanmu. Aku akan kembali untuk bersamamu lagi. Ingatkah kau akan hal itu? Seminggu itu aku pergi bukan untuk meninggalkan semua kepedihan ataupun lelah yang menggerogoti raga ini. Tapi aku pergi untuk kembali lagi. Waktu seminggu kepergianku sudah habis cinta. Dan harusnya hari ini aku kembali lagi padamu. Harusnya aku datang lagi dalam pelukanmu. Haruskan aku begitu. Tiga jam lagi menuju matahari terbenam namun kaki ini masih berat untuk kembali padamu. Bukan aku ingin mengingkari janji. Bukan pula aku ingin tak kembali. Tapi entahlah.... Jika beberapa waktu lalu ada yang bertanya, "Rindulkah aku padam?" Aku rasa aku tidak perlu menjawabnya. Sudah jelas apa yang aku rasa cinta. Mengapa masih bertanya. Harusnya aku yang bertanya. "Lupakah kau akan diriku?" Aku takut kau melupakanku. Karena tanpa aku pun

Andai

Andai tanpa rasa cemburu... Andai tanpa rasa sesal.... Andai tanpa rasa sakit... Andai tanpa kecewa... Andai tanpa luka... Akankah ada cinta antara kita?

Hari Bersama

Aku ingin sekali memejamkan mata. Terlelap dalam kesunyian malam. Aku ingin berada didalam dunia mimpi. Sambil menikmati malam yang kian pekat. Tapi aku tidak bisa. Aku tidak ingat kapan kita mulai mengenal. Aku juga lupa kapan kita pertama bertemu. Namanya juga manusia, tempatnya salah dan juga lupa. Tapi bukan berarti harus salah dan lupa terus. Hari-hari berlalu begitu saja. Hari demi hari makin banyak cerita tertulis. Mungkin aku tidak banyak bicara dan memilih untuk diam. Tapi aku menulis begitu banyak kisah. Tentang waktu yang tlah terlewati. Aku tidak tahu mengapa begini? Kadang ada detik-detik yang sulit dimengerti oleh diri ini. Tentang ikatan antara kita.

PULANG

Bolehkah aku tau sayang, apa yang kau lakukan diluar sana? Apa yang kau rasakan disana? Kedamaian? Ketenangan? Kenikmatan? Katakan padaku sayang, agar aku tau Sayang, malam ini sengaja aku menulis ini untukmu Untuk yau keadaanmu Agar aku tenang malam ini Sayang, akupun kini ada diluar Sama sepertimu menikmati keelokan diluar istana kita Aku berjalan-jalan, berkeliling menghirup udara yang lama tak kurasakan Nyaman sekali…. Sejuk… Aku melihat sekeliling, disekitarku… Hamparan yang tak terbatas, luas… Jalannya pun terlihat panjang Entah dimana ujungnya

e-mail untuk cintaku

Gambar
Cinta.... aku sadaei aku terlalu sibuk berkelana. Aku yakin engkau mengerti itu. Pesan-pesan darimu banyak yang tidak aku balas. Bahkan aku baru saja membaca beberapa e-mail darimu. Sungguh aku tidak bermaksud untuk tidak peduli padamu.  Cinta... Maafkan aku. Disaat engkau galau dan frustasi seperti yang tertulis dalam pesanmu justru aku asik berkelana dalam duniaku. Bagaimana hari ini cinta? Apakah engkau masih gundah? Aku yakin tidak seperti itu. Katrna aku selalu percaya engkau mampu melewati setiap jalan yang berduri. Aku percaya kini engkau telah tersenyum bahadia. Cinta... Aku berkelana bukan karena aku ingin jauh darimu. Kita tidak akan pernah jauh karena aku selalu dihatimu. Engkau percaya kan cinta?  Cinta... aku sudah membaca ceritamu tentang hadiah ulang tahun itu. "Selamat ulang tahun cinta..." aku tidak akan memberimu hadiah apapun seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi engkau tetap bebas menulis dalam catatanku seperti biasa. karena sepertinya engkau sudah

CERITA TENTANG LILIN DAN KUE TART

Hari sudah senja, Adzan juga sudah berkumandang. Di luar sana sudah mulai gelap tapi bangunan kecil ini masih ramai oleh penghuninya. Terlihat disana beberapa orang sibuk dengan aktivitasnya. Atau beberapa disana sekedar ngobrol saja sambil berkemas-kemas. Diantara riuh canda dan tawa penjemput malam terdengar percakapan antara dua batang lilin dan dan sekotak kue tart. Lilin 1  : “Hai kue, tersenyumlah!” (Lilin memberi senyuman pada kue berharap kue bersedia menirukannya. Namun kue tidak mengubah ekspresinya.) Lilin 1  : “Tersenyumlah kue! Bukankah hari ini kita akan bekerja seperti biasa?” Lilin 2  : “Benar kue. Lihat kita sudah sampai disini. Kau juga sudah cantik dengan cream yang menempel menghiasi dirimu.” (kue hanya memandangi kedua lilin itu. Dengan ekspresi wajahnya yang tetap saja cemberut. Dia memandang kedua rekannya yang dapat jatah shiff kerja sore itu.) Lilin 1  : “Berikan sedikit senyumanmu untuk gadis di dalam saja. Lihat dirinya. Dia akan menjadi maji

Aku Bertahan

Aku tak tau bagaimana mengungkapkan kebahagiaan ini Sungguh aku tak tau bagaimana caranya Saat aku hanya bisa tertuntuk dalam senyuman Aku coba tuk diam dalam lautan tawamu Berpaling dari tatapanmu Mencoba untuk tegar dalam setiap hariku bersamamu Meski aku hayut dalam ceritamu, itu karena aku ingin pengalamanmu Meski aku tersenyum, itu belum tentu aku bahagia dengan keputusanmu Meski aku bisa tertawa bersamamu, tapi aku terluka setelahnya Meski aku sering bersamamu, tapi aku tak bisa memiliki dirimu sepenuhnya Meski aku beri perhatian lebih, tapi tak juga kau mengerti Cinta, aku tidak sekuat itu Yang selamanya bisa menyimpan rasa ini Yang akan tetap bertahan dalam perasaan yang begitu menyiksa Bukan pula aku seorang yang mampu mengungkapkan cinta sebegitu mudahnya ---0--- 30 Juni 2011 Ary_Pelangi Kota Negeri Khayalan