Postingan

Menampilkan postingan dengan label sosial

Jika yang Pergi Itu Kembali Mengetuk

Gambar
 Jika yang Pergi Itu Kembali Mengetuk - Umi Satiti - Semakin dewasa aku, semakin banyak belajar untuk menerima kenyataan bahwa beberapa orang yang hadir dalam kehidupanku memang bukan untuk menetap, tapi hanya singgal kemudian mengajarkan arti melepaskan. Hanya saja tidak untuk melupakan. Malam ini kepalaku gaduh akan sebuah pertanyaan kecil, "Bagaiman jika dia -lelaki yang dulu memilih untuk mengejar cinta lainnya - ternyata datang meminang?" Pertanyaan itu tiba-tima memenuhi rongga kepalaku. Hanya karena sebuah percakapan singkat, hanya karena aku tahu kami masih sama-sama belum berpasangan. Beberapa Waktu yang lalu Ketika pertanyaan itu hadir dari teman-temanku, aku akan menjawabnya, "Tidak." Hanya saja dalam hitungan mennit, malam ini aku justru belajar banyak hal tentang pertanyaan itu sendiri. Tentang rekaman-rekaman cerita yang masih jelas dalam ingatanku. Tentang banyak dialog yang masih lekat dalam ingatanku. Aku mencoba menakar banyak kemungkinan, bahkan t...

Hidupku Tak Sedang Berlomba Menuju Pelaminan

Gambar
 Hidupku Tak Sedang Berlomba Menuju Pelaminan - Umi Satiti - "Kapan menikah?" Pertanyaan yang sering kali kini aku jawab dengan tawa. Sudah terlalu sering sampai tidak terhitung lagi dalam ingatanku. Aku sampai punya template jawaban berdasarkan kriteria siapa yang bertanya. Seperti sebuah pertanyaan yang jawabannya ada kunci jawabannya. Bukan pertanyaan basa basi, bukan juga sebuah candaan. JIka ada yang bertanya langsung aku gas jawabannya sehngga pertemuan selanjutnya tak ada lagi pertanyaan serupa. Aku sudah malas basa basi dengan pertanyaan itu. Menikah ya menikah. Menikah bukan perkara cepat atau lambat. Bukan tentang tua atau muda. Menikah ya menikah, sesuai Waktu yang telah tercatat dalam catatan takdir. Sekeras apapun kamu berjuang jika bukan takdirmu juga tidak akan bertemu dengan pernikahan. Tapi apalagi jika tidak diperjuangkan, seperti hidup enggan mati pun tak mau. Menikah adalah perjanjian agung yang menggetarkan langit. Bagiku, menikah harus benar-benar dengan...

Ini Bukan Kemewahan, Ini Bentuk Pemulihan

Gambar
 Ini Bukan Kemewahan, Ini Bentuk Pemulihan - Umi Satiti - Sabtu malam, aku seorang diri di dalam kamar memikirkan banyak hal untuk direnungkan. Sejauh ini ternyata banyak hal yang membuatku Lelah, bahkan aku hamper kehilangan diriku sendiri hanya karena terus mencoba menjadi seperti yang mereka pinta. Sejauh ini - banyak pencapaian, banyak pendapatan, dan banyak perjalanan. Hanya saja belakangan Lelah begitu melekat, senyum hanya sebuah pura-pura untuk tampil baik-baik saja. Aku banyak kalahnya. Aku banyak kurangnya. Sebegitu jahatkah dunia pada diriku yang kecil ini? Malam ini aku ingin mengurai sebuah pernyataan yang belakangan memenuhi tellingaku, "Sekarang kamu boros, ya, jajan terus." Secangkir thai tea menemani, aku hanya ingin bercerita bagaimana rasanya bisa membeli sesuatu yang dulu hanya bisa aku lihat. Ada masa dalam hidupku yang banyak berantakannya aku harus menahan banyak hal - keinginan.  Baju bagus yang dulu dikenakan orang-orang di hari raya, seragam sekolah ...

Tentang Ego yang Pelan-Pelan Belajar Lembut

Gambar
 Tentang Ego yang Pelan-Pelan Belajar Lembut - Umi Satiti - Tumbuh menjadi perempuan yang terbiasa apa-apa sendiri memang tidak mudah. Diri yang terbiasa kuat, mandiri, dan bisa mengandalkan diri sendiri akan merasa tidak nyaman saat menerima kebaikan atau pertolongan dari orang lain. Aku akan segera berfikir bagaimana bisa membalasnya secepat mungku, bahkan andaikan bisa - seketika itu juga aku membalasnya. Jika tidak, hatiku akan gelisah. Aku takut dibilang lemah jika terlalu sering menerima kebaiakan orang lain tanpa memberinya balasan balik. Meski seseorang itu tidak meminta, aku akan sesegera mungkin membalas kebaikannya. Aku tidak ingin ada hutang budi. Semakin hari aku semakin sadar, bahwa kebaikan tidak harus dibayar tunai - seketika itu juga. Ada suatu Waktu dimana kita hanya perlu menerima tanpa buru-buru membalasnya. Bahkan tidak membalasnya juga boleh. Aku belajar menerima tanpa rasa bersalah.  Semua ini bukan semata tentang gengsi, tapi ada ego seorang perempuan y...

Aku Tidak Lahir untuk Menjadi Dirinya

Gambar
 Aku Tidak Lahir untuk Menjadi Dirinya - Umi Satiti - "Aku tidak ingin dibandingkan dengan siapapun, apalagi jika dibandingkan dengan yang lebih unggul. Itu bukan membandingkan, tapi menghina." Kalimat itu menjadi catatan besar hari ini. Kalimat yang diucapkan oleh seseorang yang pencapaian hidupnya sering dibanding-bandingkan dengan orang-orang sekitar yang lebih unggul. Padahal dia sedang berusaha mengupayakan yang terbaik untuk hidupnya, untuk dirinya sendiri, dan juga keluarganya. Dia sedang bertumbuh menjadi seseorang yang lebih mandiri dan lebih Tangguh dari sebelumnya. Dia hanya bersang dengan dirinya sendiri, tidak sedang bersaing dengan orang lain.  Serupa, aku juga tidak ingin dibandingkan dengan siapapun. Aku terlanjur paham bahwa setiap kita memiliki titik tolak yang tidak selalu sama. Ada yang garis awalnya mulus dan kakinya kuat sehingga bisa berlari, ada yang jalannya mulus tapi sering terjatuh saat mencoba berdiri, ada pula yang diawal kakinya tak kuat dan har...

"Aku Ingin Berhenti Sebentar, Tanpa Dituduh Egois"

Gambar
 "Aku Ingin Berhenti Sebentar, Tanpa Dituduh Egois" - Umi Satiti -  Aku masih tidak mengerti, mengapa di dunia ini ada orang yang energinya selalu penuh. Seakan tidak pernah ada habisnya langkah yang dia punya. Begitu gesit dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu agenda ke agenda lain, atau beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Anehnya, orang seperti dia itu adalah aku. Di dunia ini juga ada orang yang hatinya seperti mata air - selalu mengalir, selalu memberi. orang yang tidak pernah tega Ketika melihat orang lain susah, bahkan saat dirinya sedang berada pada momen Lelah. Orang itu akan berusaha selalu ada untuk orang lain, padahal dia telah kehabisan tenaga untuk dirinya sendiri. Orang baik itu akan berikan pundaknya untuk orang lain bersandar, walau kakinya sudah gemetar. Aku ingin berfikir bahwa orang itu bukan aku, tapi aku keliru. Mungkinkah kamu sama seperti aku? Selalu ada untuk orang lain, tapi tak pernah sempat menyapa diri sendiri. Sampai aku ma...