CERITA TENTANG LILIN DAN KUE TART
Hari sudah senja, Adzan juga sudah berkumandang. Di luar sana sudah mulai gelap tapi bangunan kecil ini masih ramai oleh penghuninya. Terlihat disana beberapa orang sibuk dengan aktivitasnya. Atau beberapa disana sekedar ngobrol saja sambil berkemas-kemas. Diantara riuh canda dan tawa penjemput malam terdengar percakapan antara dua batang lilin dan dan sekotak kue tart. Lilin 1 : “Hai kue, tersenyumlah!” (Lilin memberi senyuman pada kue berharap kue bersedia menirukannya. Namun kue tidak mengubah ekspresinya.) Lilin 1 : “Tersenyumlah kue! Bukankah hari ini kita akan bekerja seperti biasa?” Lilin 2 : “Benar kue. Lihat kita sudah sampai disini. Kau juga sudah cantik dengan cream yang menempel menghiasi dirimu.” (kue hanya memandangi kedua lilin itu. Dengan ekspresi wajahnya yang tetap saja cemberut. Dia memandang kedua rekannya yang dapat jatah shiff kerja sore itu.) Lilin 1 : “Berikan sedikit senyumanmu untuk gadis di dalam saja. Lihat dirinya. Dia akan menjadi maji