Sebatang Coklat Naila
“Aku punya sesuatu buat kamu.” “Apa?” tanya Naila. Wendi mengulurkan sebatang coklat pada Naila. Awalnya Naila ragu. Tetapi Naila terima juga sebatang coklat itu. Hening. Naila duduk bersama Wendi di sebuah kursi panjang dekat lapangan basket. Naila tidak tahu apa lagi yang bisa dia katakan. Semua terbalut dalam kebekuan. Disampingnya seorang gadis sibuk memainkan handphone -nya. Kursi-kursi yang lain penuh dengan orang-orang dengan aktivitas diskusi atau sekedar ngobrol saja. Sebuah pertunjukan mini teatrikal dimulai. Dia beranjak dari duduknya. “Aku harus pergi.” Ujarnya. “tidak mau nonton dulu?” tanyaku. Wendi hanya berdiri di depan Naila. Tidak juga dia beranjak pergi dari situ. Naila berfikir berhasil menahannya untuk sebuah pertunjukan saja. Hanya beberapa menit saja pikirnya. Tetapi kemudian Wendi menggendong ranselnya dipunggung. “Aku pergi.” Katanya. Tanpa menunggu jawaban apapun dari Naila, Wendi melangkahkan kakinya dan menghilang dikeramaian. Naila m