Menjemput Kenangan
Menjemput kenangan. Lantas kenangan seperti apa yang akan kita lukis dalam perjalanan ini? Ceritaku tentang Lawu. Suatu tempat dengan pesona indahnya. Lawu punya hujan, kabut, juga bintang-bintang. Memadukan kisahnya dengan gendhing-gendhing lagu Kota Bengawan. Lengkap sudah lagu cinta yang tertulis dalam keagungan senyuman. Segala kisah yang terbungkus dalam marah, kecewa dan mengantarkan pada satu rumah bernama kasih sayang. Rumah, bangunan beton yang pada akhirnya harus ditinggalkan untuk sebuah perjalanan panjang. Menjemput mimpi di atas bukit barisan. Bukit-bukit Leuser mulai menanam rindu. Tanahnya yang subur, curah hujan yang tinggi dan sejuknya udara menjadikan rindu begitu mudah untuk tumbuh. Rindu akan rumah dan kasih sayangnya. Kabut-kabut yang setiap malam angkuh bertahta pun tak pernah berpihak, Tak mau memeluk rindu untuk rasa yang tertinggal di Lawu. Kabut tetap dingin memelukku dalam rindu yang semakin tumbuh subur. Lagi, perjalanan