Postingan

Menjemput Kenangan

Gambar
      Menjemput kenangan. Lantas kenangan seperti apa yang akan kita lukis dalam perjalanan ini?       Ceritaku tentang Lawu. Suatu tempat dengan pesona indahnya. Lawu punya hujan, kabut, juga bintang-bintang. Memadukan kisahnya dengan gendhing-gendhing lagu Kota Bengawan. Lengkap sudah lagu cinta yang tertulis dalam keagungan senyuman. Segala kisah yang terbungkus dalam marah, kecewa dan mengantarkan pada satu rumah bernama kasih sayang. Rumah, bangunan beton yang pada akhirnya harus ditinggalkan untuk sebuah perjalanan panjang. Menjemput mimpi di atas bukit barisan.       Bukit-bukit Leuser mulai menanam rindu. Tanahnya yang subur, curah hujan yang tinggi dan sejuknya udara menjadikan rindu begitu mudah untuk tumbuh. Rindu akan rumah dan kasih sayangnya. Kabut-kabut yang setiap malam angkuh bertahta pun tak pernah berpihak, Tak mau memeluk rindu untuk rasa yang tertinggal di Lawu. Kabut tetap dingin memelukku dalam rindu yang semakin tumbuh subur.       Lagi, perjalanan

Terlanjur Berjanji

Kita sudah terlanjur berjanji untuk tidak saling jatuh cinta disini. Sesering apapu menghabiskan waktu bersama. Seberapa sering pun kita saling tertawa. Kita sudah terlanjur berjanji untuk tidak saling jatuh cinta disini. Sesering apapun perjalanan mengantarkan pada pertemuan Seberapa sering pun kita saling melepas bosan. Kita sudah terlanjur berjanji untuk tidak saling jatuh cinta disini. Setidaknya kita saling tahu makna pertemuan, arti sebuah kebersamaan Setidaknya kita saling tahu makna sebuah pengertian, arti sebuah kepedulian Kita sudah terlanjur berjanji untuk tidak saling jatuh cinta disini Jakarta, 22 Mei 2016 Ary Pelangi

Goresan Pena Si Patah Hati

Goresan si Patah Hati Ramadhan selalu datang dengan cinta. Kenangan juga kisah pengiringnya. Tiga liter telah tumpah di senja hari. Habis? Tidak! Aku hanya menumpahkannya. Menyiapkan ruang kosong agar terisi. Tiga liter telah tumpah di senja hari. Sengaja memang, sengaja. Melunturkan bekas hujan yang tak jadi. Tiga liter telah tumpah disenja hari. Mengantarkan kilat yang tiada bercahaya. Menghapus guntur yang senyap menggelegar. Ramadhan selalu datang dengan cinta. Jika hanya tiga liter yang tumpah apa ruginya. Mungkin esok, lusa atau suatu hari nanti Meski ribuan liter telah tumpah Pada akhirnya hanya akan tersisa satu liter. Jakarta, 11 Juni 2016 Ary Pelangi