Percakapan Sang Guru
Tiga hari dua malam. Dibilang lama juga tidak terlalu lama. Mau dibilang singkat nyatanya juga tidak sesingkat itu. Merasakan terik matahari, panasnya udara siang juga deru teriakan yang akan dirindukan suatu hari nanti. Langit-langit malam itu berhiaskan bintang yang kadang tersapu mendung. Lantas akan kembali merasakan dingin, embun malam yang membasahi tenda. Tetapi aku tidak terlelap di dalam tenta. Lebih nyaman beralaskan tikar dan memandang langit berhias cahaya bintang. Langkah-langkah kaki kecil itu yang membuatku tersenyum. Adik, aku percaya engkau telah beranjak dewasa dan mampu menjaga adik-adikmu. Percayalah mereka bukanadik yang manja. Mereka hanya masih terlalu kecil untuk mengerti arti dewasa. Lamunanku kembali memutar rekaman-rekamamn malam yang menyisakan cerita. Berjumpa dengan para pendahulu. Terlalu banyak percakapan sampai aku tidak mampu mengingat semuanya. Potongan-potongan cerita itu terjebak spasi oleh waktu yang tidak mungkin aku langgar lagi. Jam dua