Postingan

Sudah Saatnya Untuk Kita

Gambar
Kulihat kini, engkau semakin tumbuh dewasa Aku tahu bukan saatnya lagi engkau dan aku duduk dalam pangkuan Bermanja dalam pelukan ibunda tercinta Berlindung dalam dekapan ayahanda Ataupun terus bergandengan tangan bersama kakak tersayang Sudah saatnya aku dan engkau Kini melangkah lebih jauh Lepas dari dekapan juga pelukan Melangkah menggapai asa yang pernah kita damba Mewujudkan mimpi-mimpi yang pernah kita rajut bersama Tunjukkan kita mampu menggapainya Ibunda akan melepas pelukannya Ayah tak kan lagi mendekap ragamu yang rapuh Tak akan ada lagi jemari kakakmu menggenggam jari-jarimu Ingat nasihat Ibunda.... Untuk kita tetap saling menjaga Menyayangi dan juga melindungi Jangan sampai ada lagi pertengkaran Jangan ada lagi keributan Jangan ada lagi kebohongan Dengarkan apa kata ayahanda Jalan kita tidaklah mudah Juga tidak tahu berapa kali tanjakan juga turunan Tikungan yang sewaktu-waktu menghadang Jangan menyerah pada huja

Sadarilah Cinta....

Dengarlah cintaku.... Meski aku tak ada disampingmu Menggenggam tanganmu saat kau melangkah Ataupun menatap wajahmu saat engkau pulang Akupun tidak setiap hari mampu tersenyum Juga melukmu saat saat engkau sendiri Bukan ragaku yang akan selalu bersamamu Bukan ragaku yang akan selalu kau lihat Bukan ragaku yang akan selalu menemanimu Tetapi cinta... Bukan berarti aku tidak peduli padamu Bukan berarti aku tidak menyayangimu Bukan pula karena aku tidak mencintaimu Bukan juga karena aku ingin mengabaikanmu Aku percaya cinta Kakimu sudah terlalu lincah untuk melangkah Tanganmu sudah terlalu kuat untuk menggenggam Seiring kedewasaanmu bertambah Sadarilah cinta... Saatnya telah tiba untukmu Buktikanlah....!!! Buktikan kau bisa!!! Tunjukkan cinta!!! Kau Bisa!!! ----0---- 22 Maret 2012 Ary Pelangi Kota Negeri Khayalan

Gadis Penjaga

Gambar
Suara debur ombk terdengar begitu jelas. Betapa dahsyat kekuatannya. Wajar saja bila mampu mengikis kokohnya tebing yang menjulang di tepi pantai. Namun begitu tetap saja memikat hati manusia untuk bermain dan bercanda dengannya. Tetap ramah menyapa kehidupan.             Belum puas rasanya menikamati keindahan alam yang satu ini. Namun senja sebentar lagi. Tubuh ini juga sudah lengket oleh air laut. Meski panas tak lagi membakar raga. Dan kegembiaraan dalam canda tak bisa lebih lama lagi. Sudah saatnya melepaskan mimpi untuk terdiam  lebih lama lagi.             Wenny, gadis ceria dengn segala kepolosannya. Keceriaan tampak menghiasi wajahnya. Mungkin hari ini dia gembira. Bukan mungkin lagi, tapi pasti dia gembira. Hari ini pantai begitu ramai dan ramah padanya.             Dunia ini memang ramah. Sasa berdiri di samping Wenny. Dengan senyuman yang tidak kalah ramahnya. Bercakap-cakap sesaat lalu kembali diam. Sasa mencari-cari sesuatu dari dalam dompetnya. Tak berapa la

Berbagi.....

Dalam kesepian malam kurajut kembali sayap-sayap patahku. Kuberharap, esok aku kan terbang menggapai asa, ----0--- Saat engkau dihadapkan dengan begitu banyak pilihan dan harus memilihnya. Maka pilihlah yang benar, bermanfaat danterbaik. kita pun bisa memilih bagaoimana mengakhiri hari ini.. ---0--- Ary Pelangi Maret 2012 Kota Negeri Khayalan

Sebatang Coklat Naila

“Aku punya sesuatu buat kamu.” “Apa?” tanya Naila. Wendi mengulurkan sebatang coklat pada Naila. Awalnya Naila ragu. Tetapi Naila terima juga sebatang coklat itu. Hening. Naila duduk bersama Wendi di sebuah kursi panjang dekat lapangan basket. Naila tidak tahu apa lagi yang bisa dia katakan. Semua terbalut dalam kebekuan. Disampingnya seorang gadis sibuk memainkan handphone -nya. Kursi-kursi yang lain penuh dengan orang-orang dengan aktivitas diskusi atau sekedar ngobrol saja. Sebuah pertunjukan mini teatrikal dimulai. Dia beranjak dari duduknya. “Aku harus pergi.” Ujarnya. “tidak mau nonton dulu?” tanyaku. Wendi hanya berdiri di depan Naila. Tidak juga dia beranjak pergi dari situ. Naila berfikir berhasil menahannya untuk sebuah pertunjukan saja. Hanya beberapa menit saja pikirnya. Tetapi kemudian Wendi menggendong ranselnya dipunggung. “Aku pergi.” Katanya. Tanpa menunggu jawaban apapun dari Naila, Wendi melangkahkan kakinya dan menghilang dikeramaian. Naila m

Bersama Sahabat

Bersamamu langkah demi langkah telah terlewati. Hingga tiba hari ini untuk kita kembali bersama mengingat apa yang telah kita lakukan. Kita ada bukan untuk saling menjatuhkan ataupun melukai. Namun kita bersama untuk saling melengkapi dan mengingatkan.. ----0--- Solo, 20 Februari 2012 Umi Satiti

Terakhir

Sebegitu mudahkah bagimu? Hingga kau semudah itu menuliskannya Dalam lembar kenangan untuk kau simpan Seandainya saja engkau bisa menyadarinya Betapa semua ini berarti Akankah semudah ini kan kau lepaskan? Sekali lagi... Pikirkanlah... Ini yang terakhir Karna aku tak akan meminta lagi 16 Februari 2011 Ary_Pelangi Kota Negeri Khayalan