Postingan

Celah Rindu "Dekapan Ibu Kota"

Gambar
Rindu ini mulai menyapa lagi dalam ruang doa untukmu. Ruang itu terisi kembali akan ingatan tentangmu. Perjuangkan saja. Kita tidak akan memahami sang waktu. ***             Keindahan ibu kota tidak membenamkan akan ingatan tentangmu. Kota yang tidak pernah terlelap masih membuatku mengenang hari yang dulu. Lampu-lampu yag selalu benderang masih mengisahkan cerita hari lalu. Ada jalan-jalan yang lapang. Ada jalan-jalan yang terasa begitu sempit saking sesaknya oleh roda-roda. Gedung-gedung indah mengisahkan keangkuhannya, seakan tidak terkalahkan. Seakan yang terbaik dan seolah yang paling mampu menyentuh bintang-bintang angkasa. Haruskah aku seangkuh itu? Menghancurkan rindu agar tidak teringat tentangmu. Rindu yang hanya sepihak. Rindu yang tidak pernah tersampaikan. Rindu yang pernah aku hempaskan di ujung negeriku sendiri. Tentangmu. Tentang hari bersamamu.

Jodoh @BulanSyawal

Gambar
“Aku tidak menjanjikan waktu di bulan Syawal. Dimana ada pertemuan yang dengan bebasnya kita bisa berjumpa dalam reuni sederhana sebuah pesta pernikahan. Nyatanya masing-masing dari kita masih menyibukkan diri masing-masing.” Ucapan ini untuk mereka yang sering mempertanyakan ‘ Kenapa tidak denganmu saja? ’ *** Pertanyaannya masih sama dengan beberapa tahun yang lalu, “Haruskah sarjana?”             Setelah banyak perantauan yang aku jalani, diri ini mulai menemukan. Setelah banyak peristiwa terjadi dan banyak rasa mengiringi, diri ini mulai menemukan. Setelah banyak kemarahan, tawa, sedih, keresahan, senyuman dan harapan, diri ini mulai menemukan. Semoga jodoh terbaik sebagaimana doa-doa dibulan Syawal. Kriteria baik itu pun tidak terlepas dari gelar pendidikan yang minimal juga harus sarjana. Minimal harus sarjana sebagaimana teman perempuanku telah menyelesaikan pendidikan strata satunya. Bahkan posisi ini yang pernah membuat diri berada dalam keraguan yang luar biasa.

Jodoh @MalamTerakhirRamadhan

Gambar
Tidak mengapa bila aku tidak bersamamu, asalkan cintamu masih untuk Robbmu. Langkahmu masih teguh pada jalan-jalan kebaikan yang engkau yakini. Asalkan hari-harimu masih penuh dengan kesibukan untuk menladani Rasul-Nya, Muhammad. Tidak mengapa kita tidak bertemu di Ramadhan tahun ini, bukankah masih ada Ramadhan-ramadhan tahun selanjutnya? Setidaknya aku punya harapan untuk bertemu dengan Ramadhan selanjutnya. Aku baik dan aku terus baik-baik saja. Malam terakhir Ramadhan tahun ini aku sempatkan menulis pesan ini. Cukup tahu bahwa nafas ini masih berhembus, mengharap Ramdhan tidak berakhir esok hari saat matahari terbenam dan takbir berkumandang. Aku masih ingin menikmati Ramadhan lebih lama lagi.