Tanya Tanya dalam Pesan
“Orang-orang yang kini ada didekatmu tidaklah datang dengan kebetulan. Mereka adalah ketetapan terindah untuk mewarnai langkahmu dengan porsinya masing-masing. Pun bila suatu hari satu demi satu porsi itu telah habis, terimalah. Kau tidak akan memiliki mereka selamanya dengan segala alasan kenyamanan yang engkau miliki bersamanya” Barisan pesan yang sejenak menghentikan segala rutinitas tugas kuliah. Sekali dua kali aku membacanya. Lantas kembali pada tugas kuliah menyusun perangkat pembelajaran, begitu saja lenyap segala ide tentang perangkat-perangkat pembelajaran itu. Tidak satu kata pun aku tambahkan, tidak juga satu tanda titik aku hapus. Terhenti. Kembali tangan jari-jari membuka lembar pesan. Masih sama. Tidak ada kata yang berubah. Tidak ada kalimat yang terganti. “Sudah siapkah engkau kehilangan lagi?” Sebuah tanya yang tertulis dari jauh entah dimana. “Sudah siapkah engkau melepaskan lagi?” Tanya itu masih berlanjut dengan tanya yang lain. “Sud