Postingan

Bintang Lawu

Gambar
Senyuman malam itu kini kembali hadir dalam terik matahari. Bintang-bintang lawu kembali bersinar di antara kerik matahari. Sulit rasanya untuk percaya tetapi begitulah kata berkisah. Aku tidak mampu lagi berlama-lama berada disana, memandangnya meski hanya sekilas saja. Tidak mungkin lagi bercanda atau bicara teramat serius dengannya. Mungkin karena dirinya terlalu ramah. Mungkinkah dia teramat istimewa?

Ketika Pelangi Terlalu Cinta

Gambar
Untuk engkau yang aku panggil sahabat, “Persahabatan bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu” Sahabatku, kau bak pelangi yang indah warnanya. Tanpa kuduga engkau hadir menghiasi langit hidupku. Aku menyayangimu, tetapi tak mampu aku katakan “aku menyayangimu”. Ditahun kelima kita berjumpa dengan kata perpisahan, menempuh jalan hidup ini masing-masing. Menikmati awal karir dengan gelar sarjana, walau sebagian dari kita masih menyusun skripsi dan menantikan wisuda. Ada juga yang masih terlalu nyaman dengan kuliah, tetapi aku tahu kau tidak akan menyesal menjalani ini semua.

Rasa Sayang

Gambar
Aku menyayangimu,  tetapi rasa sayangku terbungkus ego Aku peduli padamu,  tapi kepedulianku tersembunyi dalam diam Kau bilang aku tak layak Memang. Kau ingin aku selayak apa? Sudah cukup tidak usah bertanya lagi Rasa sayangku memang seperti ini Tak usah kau takar Tak perlu pula kau hitung Bukan juga untuk kau bandingka 13 Maret 2014 Ary Pelangi Kota Negeri Khayalan

Ombak Samudra Hindia

Gambar
“Melamun, Sa.” Begitu saja Wayang duduk disampingku.             Aku hanya mengangguk menanggapi kehadiran Wayang. Sedikitpun aku tidak meliriknya. Mataku masih tertuju pada langit yang menyatu dengan laut dihadapanku. Menatap ombak yang terus saja berlomba menepi. Menikmati kesejukan angin samudra yang telah lama tak mengusap ragaku.             Aroma laut ini masih saja sama dengan setahun yang lalu saat aku duduk di tepi samudra ini juga. Tetap saja laut masih biru. Awan masih putih bersih. Meski banyak pemandangan sekitar yang belum berubah. Hanya saja payung-payung tenda itu dulu tidak ada. Kuda-kuda juga semakin banyak. Anjing penjaga pantai masih tetap saja agresif berpatroli.             Hari ini tidak akan aku temui senja disini. Karena sebelum senja itu menyapa munngkin aku sudah akan pergi meninggalkan deburan ombak yang kini bersahabat. Aku tahu tidak akan aku nikmati senja seperti setahun yang lalu saat semua kisah itu menjadi awal yang berbeda. Ketika keramahan

Sajak tentang Hujan

Gambar
Hujan... Dia tidak memenjarakan aku Tidak pula menahanku dari kebebasan Terlebih lagi menghalangiku dari impian Hujan... Tidak membuatku kecewa Tidak membuatku bersedih Tidak juga aku menangis karenanya Hanya membiarkan aku duduk sejenak Menikmati merdu nyanyiannya Memandang indah tariannya Lantas tersenum dalam kedamaian Aku hanya ingin bertanya padamu Ayah, mengapa harus begini? Sebentar lagi impian impian itu nyata Indah dalam genggamanku Tetapi mengapa terlalu jauh? Sangat jauh dari mataku Ayah, kenyataan itu Telah dekat dengan telinga Cerita cerita indah dan juga do'a Tetapi aku kembali meragukannya Karena sikap yang membuatku jenuh Meski sekedar menapakkan kaki disana Pulang dengan tawa riang Salahkah aku, Ayah? Bila terlalu sering air mataku tumpah Salahkah aku. Ayah? Saat aku pulang dalam diam Salahkah aku, Ayah? Sebab tak mampu aku marah padamu 6 Januari 2014 *Ary Pelangi