Postingan

Suamiku Mantan Narapidana

Gambar
Ketika datang kepadamu wahai perempuan. Ketika datang kepadamu seorang laki-laki memintamu menjadi istrinya. Seorang laki-laki dengan rambut ikal sebahu. Dia seorang mantan narapidana. Sedang kau adalah seorang perempuan dengan pekerjaan mapan pada sekolah ternama di suatu kota. Semua orang tahu bagaimana perjuanganmu menuntut ilmu di universitas. Lalu apa jawabanmu? Bersediakah engkau menjadi istrinya?? Ini tentang cerita hidup Kak Kasma. Ketika pendidikan, adat dan agama berada dalam satu rangkaian jalan hidup yang tidak terpisahkan. Sedang pernikahan adalah ibadah seumur hidup, penyempurna separuh agama. *Aku sama denganmu. Kalau saja Bapakku memberikan tawaran itu padaku mungkin aku akan memutar otak jutaan kali memikirkannya.* Bolehkah aku bertanya kepadamu, apa yang kau cari dari sebuah pernikahan? Suami seperti apa yang kelak akan mendampingi hidupmu? Kisah apa yang nantinya akan kau tuturkan apa anak cucu?

Nostalgia UTN PPG SM-3T

Gambar
Perjalanan ini akan selesai sebagaimana aku memberi tanda titik untuk cerita-ceritaku. Tanda titik yang bukan untuk selesai. Hanya sebuah tanda untuk mengakhiri sebuah paragraf. Lantas membuka lembaran baru untuk cerita yang lain. Malam ini seperti kembali pada akhir tahun lalu. Sebuah kamar yang di pintunya tertulis 4B8. Sepetak ruang di lantai empat yang penuh dengan drama kehidupan rantau. Jum’at 16 Desember 2017.   Subuh yang terasa begitu menyesakkan. Seorang kawan membangunkanku, mengatakan pengumuman UTN telah keluar. Belum benar-benar aku tersadar dari lelapnya malam, namun jari-jari seakan lincah memainkan layar handphone mencari lembar pengumuman. Terang saja hari kemarin aku sudah mendapat info hanya ada satu orang yang lolos untuk jurusanku. Kala itu kami hanya 22 orang di negeri ini dan kebetulan merapat di Ibu Kota. Satu nama itu adalah temanku kuliah S1 di Kota Bengawan. Yuups dia menjadi satu-satunya yang lulus untuk jurusan kami untuk UTN utama. Tida

Semakin Percaya Diri dengan Mengikuti FLS2N ABK

Gambar
FLS2N, Surabaya -     Menumbuhkan rasa percaya diri bagi anak berkebutuhan khusus  (ABK) sangat penting untuk terus dilakukan.  Melalui ajang Festival & Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) ABK ini merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Hal tersebut benar-benar dirasakan oleh Ahmad Nasihun salah satu kontingen dari Provinsi Aceh. Menurutnya dengan mengikuti kegiatan kompetisi seperti ini rasa percaya dirinya sebagai tunadaksa terus tumbuh.

Akhiri dengan Bijaksana

Gambar
Sesering apapun cerita tentangmu sampai kepadaku. Sesering apapun kita bercakap lewat kata yang tertulis dalam layar. Sesering apapun kita mampu bercanda, berdebat juga berselisih tanpa harus bertatap muka. Sesering apapun rencana bertemu yang pada akhirnya hanya tetap rencana tak terwujud. Takdir memang kadang seperti itu. Aku buka tiga seri buku catatan harianku. Ketika aku kuliah di Kota Bengawan, ketika aku menelusuri rimba di Negeri Seribu Bukit dan satu lagi catatan ketika berada diantara gedung-gedung pencakar langit Ibu Kota. Ada satu rangkaian cerita yang nyatanya tidak terputus. Ada tulisan yang ingin aku sudahi namun ternyata belum juga selesai. Malam ini semua catatan itu menjelma dihadapanku seakan meminta untuk dituntaskan. Aku mengerti, sangat mengerti bahwa catatan ini harus terselesaikan segera. Sesegera mungkin, seindah mungkin dengan bijaksana.

Cerdas, Meski Tanpa Toga

Gambar
“Kadang tidak semua mimpi harus jadi nyata. Tidak semua keinginan harus terpenuhi. Tidak semua harapan akan kita miliki. Dan tidak semua cita-cita dapat kita raih.” Januari lalu kedua kalinya aku wisuda. Setelah wisuda sarjana tiga tahun lalu di kampus tempat kita bertemu. Januari lalu pengembaraan membawaku menikmati wisuda di Ibu Kota. Tanah rantau yang katanya menjanjikan banyak untuk masa depan. Kota yang katanya keras. Kota yang katanya tidak yang tidak pernah terlelap. Bukankah kau pernah punya mimpi untuk S2? Lantas sampai kapan kau akan menunda meraih gelar sarjanamu? Kau yang membuatku ikut bermimpi. Mengimbangi kawan-kawanku untuk belajar meraih magister atau kelak saat kita bercakap aku mampu mengimbangi. Meski nyatanya saat teman-temanku sudah M.Pd aku baru selesai dengan pendidikan profesi guru. Jalan ini memang sedikit berbeda, tetapi seperti yang kini sering engkau katakan “Apalah arti selembar kertas, ijazah?” kadang juga kau bilang “Apalah arti sebua

Hanya berDUA Saja

Gambar
Aku ingin menuntaskan rindu Benar aku ingin menuntaskannya Saat ini, sekarang juga Aku ingin mengadu, ingin berkata Aku rindu Tapi benarkah aku rindu? Atau aku hanya marah Aku ingin marah, meluapkannya Namun semua tak terucap Semua tak mampu dikata  Hanya terhenti dikerongkongan sendiri

Dan

Gambar
Long time no see. Hari itu terakhir kau lambaikan tanganmu di sebuah bangunan berlantai dua, sebuah masjid di ibu kota. Terlalu lama kita tidak bertegur sapa. Jelas, semua itu sebab engkau tidak tampak oleh kedua mataku, bahkan bayanganmu pun tidak terlihat. Segala tentangmu tertutup hari itu dan kau hanya bilang, “Aku ada disini, bila suatu saat engkau mencari.” Selanjutnya, hari-hari terasa begitu ringan. Aku tidak perlu bercakap denganmu. Aku tidak berbagi cerita denganmu dan engkaupun tidak mendikteku untuk setiap keputusan yang aku inginkan. Sejak hari itu aku tanpamu, saat menikmati hiruk pikuk ibu kota. Dan, itu pertama kalinya engkau melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal. Aku tidak keberatan Dan. Justru sebaliknya. Aku tidak harus terus bersamamu untuk setiap langkahku, untuk setiap jejakku dan untuk setiap lamunku. Hari itu aku paham betul bahwa aku dan kau tidak harus terus bersama.