Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Sebuah Kenangan Tentang Perjalanan

Gambar
Hujan sedari tadi membuatku melamunkan banyak hal. Aku duduk ditepi jalan raya sambil menanti hujan reda, tahukah apa yang muncul dalam bayanganku? Suara air yang berdau dengan aspal menyambutku turun dari bus ditempat yang kini terasa asing bagiku. Aku berteduh disuah bengkel di pinggir jalan. Jalanan yang masih padat dengan lalu lalang kendaraan. Duduk disana, melamun. Ya aku melamun. Nenikmati indahnya gemericik air yang beradu dengan aspal. Sungguh suara itu menjadi nyanyian kedamaian dalam diriku. Hujan semakin deras dan entah lagu apa yang berdendang. Hujan ini mengingatkan aku pada bangunan itu. Sebuah gedung kecil tempat aku singgah. Bangunan berlantai dua itu, entahlah. Aku ingat itu hari  Minggu tanggal satu Januari, sudah hampir satu tahun rupanya. Sungguh waktu ini terlalu cepat berlalu. Sudah hampir satu tahun, tapi peristiwa itu maaaasih jelas dalam bayanganku. Masih sangat aku ingat detailnya yang membuat nafasku sempat terasa berat. Aku percah ceritakan tentang

Tentang Hari Hujan Itu

Hujan. Tirai itu yang akan menahanmu untuk tetap duduk bersamaku. Mendengarkan lagu dari tetes air yang jatuh diatap. Memanjakan diri metap kehidupan dalam bingkai bernama jendela. Telah aku dengar sebuah ceritera tentangmu. Beberapa gambar tersebar di maya. Surat kabar itu menyampaikan pesan padaku setelah kau tinggalkan aku hari itu. Kau lakukan itu juga. Tapi tidak mengapa bagiku. Tidak mengapa kau tinggalkan aku untuk berada disana menulis sendiri kisahmu dan berkawan dengan media. Terimalah itu menjadi bagian dalam perjalanan hidupmu. Sungguh tak seorangpun akan menduga bila kau berani melangkah sampai disana. Batas yang benar-benar telah engkau patahkan. GAris yang telah engkau hapuskan. Lantas kau boleh bangga dengan apa yang telah engkau pilih. Jangan pernah bersedih atas pilihan itu. Jangan pernah engkau menyesalinya. JAngan menangis, cinta. Malam ini bukan kau yang menangis karena ayahmu telah mengetahui. Hadapi itu dan keluarlah dari zona ini yang telah bertahun-tahu

Lomba Menulis-Bentang Pustaka

Gambar

Labirin-labirin Masa Lalu

Gambar
Cuaca yang tidak bersahabat.  Angin bertiup menerpa dedaunan yang mulai cerubus. Rasa dinginnya sampai meresap ke pori-pori. Niatan hati segera saja pulang sebelum terperangkap hujan di bangunan bertingkat ini. Berlahan tapi pasti aku melangkahkan kaki melewati anak tangga hingga sampailah aku di lantai satu. Sejenak aku terdiam di ujung tangga. “Benarkah aku ingin pulang?” Batin hati kecilku. “Ya.” Suara hati itu kembali muncul. Kaki ini kembali melangkah meninggalkan suara sepatu yang terus beradu dengan lantai. Entah kenapa aku mempercepat langkahku dan berbalik menuju rumah singgah. Entahlah. Meski aku ingin segera pulang tapi kaki ini melangkah menuju bangunan itu, yang aku sebut rumah singgah. Seperti ada magnet yang menarikku kesama. Ada sesuatu yang menarik langkahku untuk mendekat dan melihat apa yang terjadi. “Sepi.” Kataku pada diri sendiri saat bisa aku lihat bangunan kecil itu. Seperti tak ada kehidupan. Tak seorangpun mengisi kesepian bangku di serambi.          

Tangis dalam Kebekuan

Gambar
Diammu.... Dimana sedihmu? Hingga yang kau tampakkan hanyalah senyum palsumu yang tak semua orang mengerti. Seolah engkau baik-baik saja. Seolah engkau adalah orang paling bahagia yang ada. Tahukah kau, tidak bisa engkau sembunyikan sedihmu itu dalam senyumanmu. Entah semanis apa engkau tersenyum. Seceria apa engkau tampakkan dirimu dihadapan orang lain. Akan ada yang mengerti engkau lebih dari senyuman palsumu. Aku punya satu kisah indah untukmu cinta. Sempatkan dirimu untuk membacanya. ini tentang seorang gadis yang kini sering bersamaku. Tentu ini akan mengusik ketenanganmu tetapi aku ingin engkau tahu sebuah cerita yang indah dan mampu memilukan hatiku. Dia begitu berbeda dari yang lain. Sungguh dia  tidak seperti kebanyakan perempuan yang aku temui. Sopan tutur katanya, dan supel orangnya. Sangat menyenangkan bila berbicara dengan dirinya. Untuk seusia dia, bagiku dia telah cukup dewasa dan bijak menyikapi kehidupan ini. teman-teman yang menyayangi dia, nilai akademi

Kisah ini, Sampai Kapan?

Gambar
Berat.... Sesak.... Nafas itu tersendat hembusannya Mengiringi langkahku yang terasa kaku Sering membuatku tersenggal Sampai tak aku sadari telah menetes air mataku Kudengar sendiri isak tangis yang tertahan Sampai kapan kisah ini terukir? Sampai kapan cerita ini berputar? Sapampai kapan akan kita rajut kisah ini? Sedari dulu aku tulus menyusunnya Mengumpulkan kepingan demi kepingan Merangkainya menjadi cerita utuh Hingga kelak bisa kita jadikan kenangan Hingga kelak saat perpisahan tiba Aku bisa merelakan waktu kita bersama Tetapi nyatanya.... Aku tidak sekuat dulu lagi Aku tidak setangguh yang kau pikirkan Harus aku akui tentang diri ini Telah mulai rapuh untuk bertahan Tak kuat lagi untuk tempat bersandar Selalu kau bilanbg "bersabarlah" Tetapi diri ini juga punya hati dan rasa ---0--- 08 November 2012 Ary Pelangi Kota Negeri Khayalan

Butir-Butir Air Mata

Mengapa kau menangis lagi? Cinta, tidakkah kau sadari bagaimana indah perjalanan ini? Untuk kesekian kalinya aku melihatmu menangis. Inilah air mata yang engkau tumpahkan semalam? Akhirnya engkau tumpahkan juga sedihmu itu dalam tangis yang tak terdengar seorangpun. Mengapa cinta? Sudahkah engkau lelah menahan sedihmu itu? Sudahkah engkau lelah menahan air mata yang selalu kau sembunyikan darinya? Cinta…. Aku tahu ada banyak hal yang hanya engkau simpan sendiri. Ada begitu banyak kisah yang kau pilih untuk melewatinya seorang diri. Karena engkau tidak ingin mereka khawatir padamu. Dan kau juga selalu mengatakan dirimu baik-baik saja. Padahal tidak satu katapun bisa kau terima dengan jelas. Tetapi selalu kau bilang semua baik-baik saja. Benar semua baik-baik saja bagimu tetapi engkaupun tahu yang sesungguhnya. Sampai kapan akan engkau jalani hidup seperti ini? Dalam pengembaraan dan bertahan dengan kesepian. Sebegitu kejamkah hingga kau pilih untuk menutup dirimu brgitu rap

Dunia ini Tidak Sekedar Indah

Andaikan saja bisa sejak awal kau mengerti tentang keadaan ini. Andaikan saja kau bisa jauh lebih memahami. Andaikan saja kau lebih sabar dalam melangkah bersamaku. Tahukahkah kau, aku terlalu banyak berharap padamu. Aku pikir kehadiranmu mampu membawa perubahan dalam hidupku. Aku kira aku akan mampu membuatmu bertahan. Namun aku salah. Aku salah. Kau akan tetap tinggal atau pergi itu urusanmu. Aku tidak akan melarangmu. Aku tidak akan menahanmu. Aku tidak akan mengikatmu. Tetapi ketahuilah. Setiap pilihanmu tidak akan kau tanggung sendiri. Setiap pilihanmu tidak akan hanya berimbas pada dirimu. Lihatlah aku disini! "Siapa kau?" mungkin kau akan berkata seperti itu. Ketahuilah satu hal. Aku bertanggungjawab atas dirimu. Sadarkah kau. Apa kau pikir aku hanya mengganggu kenyamanan hidupmu? Apa kau kira aku punya cukup banyak waktu sekedar untuk memanjakanmu. Maaf tidak seperti itu. Aku tidak pernah ingin memanjakanmu. Aku tidak ingin terus menyuapimu. Aku tidak ingin terus

PANCASILA

Gambar
--> Garuda Pancasila Pencipta : Sudharnoto Garuda pancasila Akulah pendukungmu Patriot proklamasi Sedia berkorban untukmu Pancasila dasar negara Rakyat adil makmur sentosa Pribadi bangsaku Ayo maju maju Ayo maju maju Ayo maju maju ---0--- Masih ingatkah dengan nama-nama yang melegenda ini? Letnan Jenderal A. Yani, Mayjen R. Suprapto, Mayjen Haryono, Mayjen S. parman, Brigjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo, Letnan Satu Pire Andreas Tendean, dan Brigadir Polisi Karel Susult Tubun. Masih ingatkah juga dengan Jenderal A.H. Nasution dan putrinya Ade Irma Suryani ? Sebatas engkau pernah mempelajarinya selama sekolahkah? Ya tentu nama-nama itu muncul dalam biku sejarahmu. Bahkan sejak engkau masih duduk di Sekolah Dasar. Mungkin saja pernah engkau menyilang salah satu nama itu dalam ulangan harian atau ulangan semester saat engkau masih sekolah. Tapi apakah hanya sebatas itu? Sudahkah engkau membaca sejarah? Tentang perjalanan mereka yang sampa

Tentang Surat Ibu

Gambar
Cinta……. Kini aku sedang memandang langit yang begitu gelap. Seperti biasa, ditemani segelas kopi panas yang mengepul uapnya. Udara disini belum terlalu dingin, cinta. Meski malam juga semakin larut namun aku masih tersadar dengan sederet kat untuk dirimu. Apa kabar cinta? Semoga engkau sehat dan masih dengan semangatmu yang selalu membara. Sudah lama aku tidak mendengar ceritamu. Aku hany sesekali membaca kisahmu dari posting-an di blog kecilmu. Atau hanya sekedar membaca pesan singkat darimu yang lebih sering aku abaikan. Maaf cinta. Aku masih sibuk dengan aktivitas-aktivitas disini. Yach aku pikir engkau bisa memahaminya. Jangan pernah berhenti bercerita, cinta. Kau bisa menulis ceritamu dib log milikkuseperti yang sudah kita sepakati sebelumnya. Walau aku akan jarang membacanya juga. Namun suatu saat nanti akan aku luangkan waktu untuk membacanya. Disini sulit untuk bisa online . Mngkin itu juga menjadi penghambatku untuk membaca ceritamu. Handphone- ku, kita sudah

Hapus Aku Dari Hidupmu

Gambar
Aku hapus nama-nama yang telah sekian lama menghiasi phone book. Secepat perasaan ini menggerogoti hati yang tidak bisa menahan lagi. Tanpa ada banyak pertimbangan lagi. Secepat itulah aku tekan tombol “yes” tanda input dihapus. Tanpa berselang waktu lama sudah aku dapati handpone ku disudut kamar. Aku biarkan puing-puing berserakan. Sebelum kembali aku satukan dan mencoba menyalakannya lagi. Ingin aku menghapus bayang-bayangnya yang telah mengisi hari-hariku. Aku sungguh ingin menghapusnya. Meninggalkan jejaknya dalam langkahku. Ingin sekali aku menghapusnya dari bayangan imajiku. Aku telah bosan dengan wajah yang membuatku bersedih dan terluka. Aku sadari meski harus aku menggores luka baru. Telah aku relakan hidupku untuk membuat langkahku yang baru. Telah aku relakan diriku untuk memendam kisah yang telah lalu. Bukankah telah ada waktu yang begitu indah? Bukankah telah ada pelangi yang memberi warna? Bukankah telah ada cerita cinta yang begitu dramatis? Namun men

Sayang, Aku Tulus Menyayangimu

Gambar
Sayang, aku ingin benar-benar mengenalmu. Sungguh dari hatiku. Bukan hanya sekedar aku ingin mengenal wajah dan namamu. Bukan sekedar aku ingin memenuhi inbox handphone yang kau punya. Bukan hanya aku memanggilmu "Sayang" dan bukan sekedar menyapa dan tersenyum saja. Aku ingin mengenal dirimuu. Kau, Sayangku yang aku dambakan. Sayangku harapan masa depan. Siapa lagi yang bisa aku harapkan untuk berada disisiku bila bukan dirimu? Siapa lagi yang akan menemani aku bila bukan engkau? Dan siapa yang membuat aku bertahan sampai hari ini bila bukan engkau, Sayang? Sandaran untuk aku berbagi cerita yang tidak mungkin aku akhiri disini. Agh.... Harus bagaimana aku mengerti dirimu? Harus bagaimana agar bisa memahamimu? Dengan apa aku bisa membawa nafasku agar engkau mengerti? Sayangku, sungguh iingin aku lewati hari-hari bersamamu dengan cinta. Menjadikan hari-hari ini menjadi lebih bermakna. Aku dan kau akan merajut kisah yang tak akan terlupakan. Aku dan kau menggapai asa

Pejuang-pejuang Masa Depan

Wajah-wajah yang masih lugu. Betapa manis senyumannya saat kau berjumpa dengannya. Suaranya yang masih terdengar kaku karena gugup bicara denganmu. Malu-malu tapi ingin tahu. Bagaimanakah kau balas senyuman itu? Aku melihat engkau begitu tulus menyapanya. Langkahmu kau relakan lelah agar dia tidak payah. Senyummu, kau berikan dengan ketulusan meski aku lihat segaris lelah mengukir disisinya. Tidak aku ragukan ketulusanmu. Tidak aku ragukan lelahmu. Dan aku tidak meragukan keikhlasanmu. Kau tidak boleh lelah. Aku katakan sekarang agar kau tahu. Engkau tidak boleh lelah. Mungkin ragamu merasa payah. Mungkin pikiranmu entah kemana. Tetapi tidaklah seberapa semua itu. Masih ada lelap dalam tidurmu yang akan membawa semua itu. dan saat kau terbangun tidak akan kau dapati setetes keringatpun yang sia-sia. Allah memberikan yang terbaik dalam lelapmu. Allah berikan lelep tuk mengganti payah dan penatmu. Bersyukurlah. Wahai kau saudaraku, aku yakin engkau melihat mereka yang ada disana. Yan

LOMBA CERITA HARI ANAK NASIONAL 2012

Gambar
DL: 31 Agustus 2012 Tema: "Aku Melawan Korupsi" *15 Tulisan Nominator Dibukukan Cetak Nasional Tujuan: Akhir-akhir ini sangat menyentak kesadaran kita mengenai fenomena maraknya terungkap kasus korupsi yang melibatkan elit-elit politik, dan lebih mirisnya yang terjerat hukum gara-gara korupsi itu adalah para pemimpin yang seharusnya mereka adalah panutan bagi bangsa ini. Hal ini sangat terkait dengan minimnya pendidikan "bahaya korupsi" dan dampaknya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di bangku sekolah. Sekarang ini sudah ada pendekatan "melawan" korupsi yang dikenalkan pada anak-anak sekolah dasar dan menengah pertama. Untuk menunjang program pemerintah mengenai pendidikan antikorupsi sejak dini, kami merasa terpanggil untuk membuat lomba cerita anak yang bertemakan tentang korupsi, bagaimana anak-anak dengan kepolosan dan kejujuran mereka bisa menjadi "alarm" dan pencegahan untuk menghindari tindakan korupsi sekecil ap

Akhir

Gambar
Belum juga sembuh luka yang dulu. Kini kau menggores luka yang sama dengan dirinya di ruang hatiku. Mengapa jadi begini hati ini? Aku mencoba memahaminya. Aku mencoba untuk mengerti tentang apa yang kau rasa. Memang sangat menyakitkan. Bukan hanya kau yang rasa semua itu. Aku juga begitu. Tidak jauh berbeda darimu. Untuk yang kesekian kalinya aku terluka dengan keadaan ini. Untuk yang kesekian kalinya aku merasa kecewa. Untuk yang tidak terhitung lagi air mata dan luka yang membuat hatiku begitu rapuh. Tapi kau bilang ingin mengakhiri ini. Kau bilang akan mengakhiri semua yang ada. Kau tahu, kau membuatku sangat marah. Iya, aku marah. Aku marah karena kau ingin mengakhiri semua ini. Aku matah karena aku takut kau akan meninggalkan apa yang telah kita impikan. Aku marah karena aku takut kehilangan lagi. Haruskah aku juga kehilangan mimpiku yang kedua kalinya. Mimpi untuk menjadikan keadaan menjadi lebih baik. Mimpi yang membuat kita mampu bersama melangkah dalam jalan

Aku dan Tinta Biru

Gambar
Kembali aku dalam hari-hari yang indah. Mengisi setiap langkah dengan cerita indah. Menuliskan kisahku dengan sebatang pena dalam selembar kertas. Aku lukiskan bahagiaku disana. Aku goreskan sisa luka yang tidak mampu lagi aku rasakan. Dalam selembar kertas yang menyimpan begitu banyak cerita. Dalam selembar kertas tempat aku bercerita. Sampai kapan aku harus dengan semua ini? Ada diantara tumpikan kertas yang penuh dengan makna. Sampai kapan aku berada diantara tumpukan kertas yang begitu sarat akan makna? Perjalanan ini membawaku sampai pada titik ini. Sampai aku berada dalam garis yang tak pernah aku duga sebelumnya. Ingin aku berpaling saja dari cerita-cerita ini. Ingin aku lepas saja dari kisah-kisah ini. Sudahi saja kisah ini sampai disini. Aku teringat akan sebatang coklat depan rumah yang pernah kau beri. Sungguh manis rasanya. Tapi disitulah pilihan pahit menantiku. Aku minta kau tuk menunggu jawaban dariku. Sungguh waktu itu engkau menunggu. satu hari, dua hari, tig

Masa Kecilku

Gambar
Ingin rasanya aku kembali pada masa itu. Suatu masa yang yang sangat menyenangkan dalam detik-detik kehidupan ini. Kala aku bisa tertawa riang. Saat aku bisa berlari sekencang-kencangnya. Saat itu aku tahu, tak perlu aku bersedih karena lelah. Tak perlu aku berfikir setelah ini akan terlelap dimana. YAng aku tahu, saat itu aku sangat bahagia. Bermain, berlari, tertawa dan bersenang-senang. Namun aku tahu, masa itu tidak akan terulang kembali. Masa itu kini hidup dalam kenangan. Sebuah narasi untuk aku ceritakan pada anak cucu suatu hari nanti. Suatu masa yang membuatku merasakan betapa bahagianya aku hidup di dunia ini. Kini telah ada cerita yang lain. Saat aku jalani langkah-langkahku. Bukan lagi aku berlari bebas sesuka hatiku. Bukan lagi aku bermain dan bergurau sampai aku tak sanggup lagi bermain. Bukan lagi tawa riang yang akan memecah kesunyian. Aku jalani kebahagiaaanku yang sudah berbeda dari masa-masa bermainku. Bukan lagi dengan mereka berselimutkan lumpur, Bukan pula

Perjalanan Ini

Gambar
Aku ingat tentang waktu yang telah berlalu Aku ingat akan senyuman manis darimu Aku ingat ketika kau genggam tanganku Aku ingat ketika kau mengakjakku melangkah bersamamu Aku ingat saat menjalani hari-hari denganmu Masih jelas ada dalam ingatanku Saat kau mengajakku berlari menyusuri jalan ini Saat kau tarik tanganku agar tak tertinggal jauh darimu

Rindu Rumah

Hembusan angin malam mengantarkan aku kembali dalam pelukan kampung halaman. Gelap. Gelap langit bercahayakan bintang-bintang. Selangkah aku menelusuri kampung yang telah lama aku tinggalkan. Masih bisa kuhirup udara kedamaian. krinduan ini, pada malam ini telah terobati. Tak pernah sebelumnya terfikirkan akan secepat ini aku kembali. Menapakkan kaki yang kini beralaskan sepatu kerjaku. belum sempat aku berganti baju dinasku. Dasi hitam masih menggantung. Ransel pemberianmu masih penuh dengan kertas-kertas kerjaku. namun semua itu tiada artinya. karna kini aku telah pulang. Aku hapus rindu pada kampung halamanku. Banyak yang telah berubah. pohon-pohon yang dulu menjadi tempat persembunyian telah hilang. pohon-pohon besar dipinggir jalan itu kini tak lagi menakutkan. Rumah itu kini juga telah berubah. Temboknya sudah bercat warna biru. Atap depan bukan lagi dari genting. Taman kecil yang dulu kini tiada lagi warna-warni bungaku. Aku hembuskan nafas. Akankah seseorang yang disana j

Engkau Cantik dengan Jilbabmu

Cinta.... Bagaimana kau lewati hari indahmu? Masihkah sama dengan hari-hari sebelumnya? Masihkah sederetan kata kertulis palam agenda harianmu? Tak adakah lagi beberapa menit saja engkau menulis lagi untukku? Tentang aku? Mungkinkah sudah terlalu lama engkau menantikan cerita ini. Sebenarnya aku sudah sejak lama menulisnya. Maaf baru saat ini aku kirimkan untukmu cinta. Semoga engkau baik-baik saja.. *** Cintaku… Ingin rasanya kini aku bertemu denganmu. Memastikan sendiri keadaanmu dengan kedua mataku. Agar aku percaya, engkau baik-baik saja. Ingin rasanya aku pulang kerumah. Menepis baying-bayang yang kini sering menghiasi lamunanku. Mungkinkah sudah terlalu lama aku pergi? Mungkinkah telah terlalu lama aku jauh darimu. Hari ini aku kirimkan cerita untukmu. Tentang teman-temanku yang ada disini. Semga saja ini bisa menjadi cerita yang akan bermakna dalam hidupmu. Tetang teman-teman perempuanku yang begitu luar biasa. Kau tahu kenapa? Karena mereka memberikan pelajaran b

Dulu Kita Pernah Berjanji

Gambar
kita disuatu masa Satu tahun sudah janji yang dulu sempat terucap. Dari ketulusan hati di ruang redup bersama kita mengucap janji. Mengapa dulu kita berjanji? Tuluskah janji yang pernah terucap itu? Sejak hari itu hidup kita berubah. Bagaimana aku bahagia dengan janji itu. Aku dan dirimu  bersama mengukir cerita baru. Menggoreskan pena untuk melukis sejarah kehidupan. Kita melangkah bersama. Kita pun pernah berjanji akan saling menjaga. Apapun yang terjadi dan dalam keadaan apaun akan kita lewati. Ingatkah hari-hari saat kita tertawa bersama?             Segala terasa indah. Hari-hari kita lewati. Engkau ada dalam hari-hariku. Begitu pula aku yang mengisi hari-harimu. Saling melengkapi satu sama lain. Itulah kita dalam cerita hidup ini.             Dalam kesepian, engkau hadir meramaikan. Dalam kegelapan engkau datang membawa cahaya. Dalam pelukanmu aku bersandar saat tak mampu lagi ragaku berdiri. Dalam dekapan kasih sayangmu aku tegar melewati hari-hari yang menggunc

Sudah Saatnya Untuk Kita

Gambar
Kulihat kini, engkau semakin tumbuh dewasa Aku tahu bukan saatnya lagi engkau dan aku duduk dalam pangkuan Bermanja dalam pelukan ibunda tercinta Berlindung dalam dekapan ayahanda Ataupun terus bergandengan tangan bersama kakak tersayang Sudah saatnya aku dan engkau Kini melangkah lebih jauh Lepas dari dekapan juga pelukan Melangkah menggapai asa yang pernah kita damba Mewujudkan mimpi-mimpi yang pernah kita rajut bersama Tunjukkan kita mampu menggapainya Ibunda akan melepas pelukannya Ayah tak kan lagi mendekap ragamu yang rapuh Tak akan ada lagi jemari kakakmu menggenggam jari-jarimu Ingat nasihat Ibunda.... Untuk kita tetap saling menjaga Menyayangi dan juga melindungi Jangan sampai ada lagi pertengkaran Jangan ada lagi keributan Jangan ada lagi kebohongan Dengarkan apa kata ayahanda Jalan kita tidaklah mudah Juga tidak tahu berapa kali tanjakan juga turunan Tikungan yang sewaktu-waktu menghadang Jangan menyerah pada huja

Sadarilah Cinta....

Dengarlah cintaku.... Meski aku tak ada disampingmu Menggenggam tanganmu saat kau melangkah Ataupun menatap wajahmu saat engkau pulang Akupun tidak setiap hari mampu tersenyum Juga melukmu saat saat engkau sendiri Bukan ragaku yang akan selalu bersamamu Bukan ragaku yang akan selalu kau lihat Bukan ragaku yang akan selalu menemanimu Tetapi cinta... Bukan berarti aku tidak peduli padamu Bukan berarti aku tidak menyayangimu Bukan pula karena aku tidak mencintaimu Bukan juga karena aku ingin mengabaikanmu Aku percaya cinta Kakimu sudah terlalu lincah untuk melangkah Tanganmu sudah terlalu kuat untuk menggenggam Seiring kedewasaanmu bertambah Sadarilah cinta... Saatnya telah tiba untukmu Buktikanlah....!!! Buktikan kau bisa!!! Tunjukkan cinta!!! Kau Bisa!!! ----0---- 22 Maret 2012 Ary Pelangi Kota Negeri Khayalan

Gadis Penjaga

Gambar
Suara debur ombk terdengar begitu jelas. Betapa dahsyat kekuatannya. Wajar saja bila mampu mengikis kokohnya tebing yang menjulang di tepi pantai. Namun begitu tetap saja memikat hati manusia untuk bermain dan bercanda dengannya. Tetap ramah menyapa kehidupan.             Belum puas rasanya menikamati keindahan alam yang satu ini. Namun senja sebentar lagi. Tubuh ini juga sudah lengket oleh air laut. Meski panas tak lagi membakar raga. Dan kegembiaraan dalam canda tak bisa lebih lama lagi. Sudah saatnya melepaskan mimpi untuk terdiam  lebih lama lagi.             Wenny, gadis ceria dengn segala kepolosannya. Keceriaan tampak menghiasi wajahnya. Mungkin hari ini dia gembira. Bukan mungkin lagi, tapi pasti dia gembira. Hari ini pantai begitu ramai dan ramah padanya.             Dunia ini memang ramah. Sasa berdiri di samping Wenny. Dengan senyuman yang tidak kalah ramahnya. Bercakap-cakap sesaat lalu kembali diam. Sasa mencari-cari sesuatu dari dalam dompetnya. Tak berapa la

Berbagi.....

Dalam kesepian malam kurajut kembali sayap-sayap patahku. Kuberharap, esok aku kan terbang menggapai asa, ----0--- Saat engkau dihadapkan dengan begitu banyak pilihan dan harus memilihnya. Maka pilihlah yang benar, bermanfaat danterbaik. kita pun bisa memilih bagaoimana mengakhiri hari ini.. ---0--- Ary Pelangi Maret 2012 Kota Negeri Khayalan

Sebatang Coklat Naila

“Aku punya sesuatu buat kamu.” “Apa?” tanya Naila. Wendi mengulurkan sebatang coklat pada Naila. Awalnya Naila ragu. Tetapi Naila terima juga sebatang coklat itu. Hening. Naila duduk bersama Wendi di sebuah kursi panjang dekat lapangan basket. Naila tidak tahu apa lagi yang bisa dia katakan. Semua terbalut dalam kebekuan. Disampingnya seorang gadis sibuk memainkan handphone -nya. Kursi-kursi yang lain penuh dengan orang-orang dengan aktivitas diskusi atau sekedar ngobrol saja. Sebuah pertunjukan mini teatrikal dimulai. Dia beranjak dari duduknya. “Aku harus pergi.” Ujarnya. “tidak mau nonton dulu?” tanyaku. Wendi hanya berdiri di depan Naila. Tidak juga dia beranjak pergi dari situ. Naila berfikir berhasil menahannya untuk sebuah pertunjukan saja. Hanya beberapa menit saja pikirnya. Tetapi kemudian Wendi menggendong ranselnya dipunggung. “Aku pergi.” Katanya. Tanpa menunggu jawaban apapun dari Naila, Wendi melangkahkan kakinya dan menghilang dikeramaian. Naila m

Bersama Sahabat

Bersamamu langkah demi langkah telah terlewati. Hingga tiba hari ini untuk kita kembali bersama mengingat apa yang telah kita lakukan. Kita ada bukan untuk saling menjatuhkan ataupun melukai. Namun kita bersama untuk saling melengkapi dan mengingatkan.. ----0--- Solo, 20 Februari 2012 Umi Satiti

Terakhir

Sebegitu mudahkah bagimu? Hingga kau semudah itu menuliskannya Dalam lembar kenangan untuk kau simpan Seandainya saja engkau bisa menyadarinya Betapa semua ini berarti Akankah semudah ini kan kau lepaskan? Sekali lagi... Pikirkanlah... Ini yang terakhir Karna aku tak akan meminta lagi 16 Februari 2011 Ary_Pelangi Kota Negeri Khayalan

Jadikan Dia Dalam Bahagia

Gambar
"Kau tahu sekarang dia dengan siapa?" "Siapa?" "Dia." "Dia?" "Ya." "Aku pernah mendengarnya." "Kau tahu?" "Mungkin. Tapi entahlah." Kecewa itu ada dalam diriku. Bahkan bukan untuk yang pertama kalinya. Sakit memang. Tapi itulah kenyataannya. sedang aku tahu aku bukan orang yang begitu saja bisa mengatur hidupnya. Jujur aku bukan orang yang suka mengatur hidup orang lain. sekalipun itu hidup orang-orang yang aku sayangi. Kau pun juga tidak punya hak untuk mengatur hidup orang-orang disekitarmu. Sedih? Memang. Tqapi kau bisa berbuat apa? Menegurnya? Marah? tidak semudah itu cinta. Tidak segampang itu. Bahkan kau hanya sebagian kecil dalam hidupnya. Itupun jika dia menganggapmu ada. Berpikirkah kau tentang dirinya? Pahami dia. Berlahan dalam dunia yang begitu luas. Mengertilah tentang sesuatu yang kecil dari dirinya. dan sadarilah "Engkau penting dalam hidupnya." Percayalah p