Butir-Butir Air Mata


Mengapa kau menangis lagi?
Cinta, tidakkah kau sadari bagaimana indah perjalanan ini? Untuk kesekian kalinya aku melihatmu menangis. Inilah air mata yang engkau tumpahkan semalam? Akhirnya engkau tumpahkan juga sedihmu itu dalam tangis yang tak terdengar seorangpun.
Mengapa cinta? Sudahkah engkau lelah menahan sedihmu itu? Sudahkah engkau lelah menahan air mata yang selalu kau sembunyikan darinya? Cinta….
Aku tahu ada banyak hal yang hanya engkau simpan sendiri. Ada begitu banyak kisah yang kau pilih untuk melewatinya seorang diri. Karena engkau tidak ingin mereka khawatir padamu. Dan kau juga selalu mengatakan dirimu baik-baik saja. Padahal tidak satu katapun bisa kau terima dengan jelas. Tetapi selalu kau bilang semua baik-baik saja. Benar semua baik-baik saja bagimu tetapi engkaupun tahu yang sesungguhnya.
Sampai kapan akan engkau jalani hidup seperti ini? Dalam pengembaraan dan bertahan dengan kesepian. Sebegitu kejamkah hingga kau pilih untuk menutup dirimu brgitu rapat. Sampai kapan akan engkau sembunyikan cerita itu dari kenyataan? Terimalah mereka. Relakanlah untuk menjadi kawan dalam hidupmu dan bagikanlah kisah hidupmu. Setidaknya untuk menemanimu melewati hari-hari yang kian sepi. Untuk berbagi kisah kehidupan ini yang terlalu indah.

Aku tahu engkau pernah terluka. Terlalu dalam luka itu kau simpan dalam hidupmu. Terlalu lama sakit itu singgah dalam hidupmu. Tetapi haruskah seperti ini? Kau diamkan dunia yang begitu ramai. Kau duduk menyepi dalam kebisingan kehidupan. Menyimpan sendiri tawa dan air mata. Menjadikannya tekanan-tekanan kehidupan yang hanya tersimpan. Dan berujung dalam tangis yang tertahan. Air mata yang tak mengalir. Dan kau hanya bisa berteriak dalam diam.
Cinta….
Aku tidak bisa melihatmu seperti ini. Aku tidak pernah bisa melepasmu dalam keadaan seperti ini. Kau tahu aku tidak akan bisa pergi bila kau terus begini. Bagaimana bisa aku tenang dalam langkahku bila semalam penuh aku lihat engkau berlomba dengan isak tangismu sendiri. Kau biarkan air mata menemani malammu. Membiarkannya mengenal dunia. Dan kau hanya menjerit dalam hatimu. Ingin rasanya malam itu juga aku bawa dirimu ke suatu tempat yang jauh dari keramaian agar engkau bisa berteriak dan melepaskan tangismu. Namun lagi-lagi sudah terlalu malam cinta. Aku tidak bisa membawamu keluar.
Kau tahu apa yang membuatku sangat sedih hari ini? Saat dipagi hari aku lihat dirimu begitu hampa. Tidak ada senyuman dan tidak tergores kesedihan. Kau tahu apa yang aku khawatirkan? Aku takut engkau telah kehilangan jiwamu. Bagaimana tidak? Kau berjalan begitu ringan tanpa irama. Kau sisakan nasi dalam piring. Aku tidak yakin engkau merasakan apa yang telah engkau makan pagi ini. Ranselmu yang berat seperti tidak ada apa-apanya. Tidak ada irama, tidak ada ekspresi dan tidak ada harapan dalam wajahmu.  
Sampai kapan engkau akan seperti ini? Sedang sebelumnya engkau sangtlah tangguh. Engkau orang paling tegar yang pernah aku temui. Engkau menjadi guru dalam hidupmu. Saat kau sakit engkaulah yang mengobati dirimu sendiri. Engkau manager tangguh dalam mengatur segala kesibukan. Dan engkaulah sikolog yang mampu menenangkan dirimu disaat yang benar-benar kritis. Tetapi malam tadi dan pagi ini kemana hilangnya semua itu?
Aku tidak ingin engkau seperti ini. Berada dalam kehampaan dan kesepian. Dalam lorong-lorong kehidupan yang semakin panjang. Aku ingin engkau menjadi dirimu yang tangguh. Setidaknya kehidupan yang punya rasa.
Bila engkau merasa berat dengan semua ini, cinta. Letakkanlah apa yang tidak sanggup engkau pikul. Sesungguhnya cinta ingatlah akan janji Allah. Dia tidak akan menguji hambNya melebihi kesanggupannya. Bila ini memeng ujian dari Allah aku yakin engkau mampu melewati semua ini.
Cinta…
Lantunkan ayat-ayat Suci untuk menjernihkan hatimu.

With Love,
25102012
Ary Pelangi
Kota Negeri Khayalan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paket Cinta // Suami Istri Lyfe

Menghilang di Batas Rasa

Menikah Denganmu // Suami Istri Lyfe