Aku, Habibie dan Sebuah Pertemuan

Aku dan Prof. Habibie satu ruang


Bertemu Habibie, sebuah jalan cerita yang membuat tatanan hidup ini menjadi lebih bermakna. Meski sebuah temu yang teramat singkat namun begitu banyak makna yang tercipta. Terlebih untuk jiwa yang semangat hidupnya harus selalu dikobarkan. Agar tidak rapuh dan tak mengenal lelah dalam membangun negerinya.

“Hanya anak bangsa sendirilah yang dapat diandalkan untuk membangun Indonesia. Tidak mungkin kita mengharapkan dari bangsa lain.” (BJ Habibie)


            Kalimat yang tepat sekali waktu itu untuk menyemangati tugas belajar Pendidikan Profesi Guru di Jarkarta. Kalimat ini juga menjadi mantra ketika lelah dalam bertugas menunaikan kewajiban kala SM-3T. Kalimat sederhana yang mampu kembali mengobarkan semangat yang sering kali meredup.
Aku bersama foto-foto Prof. Habibie
Bacharuddin Jusuf Habibie, nama yang lebih akrab didengar dengan sebutan BJ Habibie malam ini Indonesia kehilangan beliau. Mendengar kabar beliau telah berpulang, ada rasa sedih dihati. Percikan air mata pun turut menemani. Ada kehilangan yang begitu terasa namun tidak ada pilihan lain selain melepaskan. Semoga jasa-jasa beliau untuk tanah air Indonesia, nasehat-nasehat beliau dan seluruh amal baik mampu membawa kepada ridho Allah untuk menempatkan di surga.
            Aku mengenal beliau lewat cerita dibangku sekolah dasar. Tentang kehebatan beliau merakit pesawat, kecerdasan beliau bahkan perjuangan beliau dalam memimpin Indonesia. Cerita-cerita tentang beliau semakin bertumpuk dan memancing keinginan untuk lebih mengenal. Sejak itu ketika nama Habibie disebut, sinyal telingaku terasa begitu kuat untuk mendengar. Beliau sosok yang ketika di Ibu Kota aku kenal begitu rendah hati, aku mendapat cerita langsung dari salah satu kerabat beliau ketika menjalani praktik mengajar disebuah sekolah.
            Kecerdasan, pangkat, pendidikan dan kekayaan yang beliau miliki menjadikan lebih berderma dalam berbagi pengetahuan, inspirasi dan banyak kebaikan-kebaikan lain yang beliau kirim untuk bangsa Indonesia. Saya pun mampu mengambil sebuah makna yang semakin melapangkan dada untuk senantiasa bersyukur dan lebih kuat dalam menghadapi berbagai ujian.
“Belajarlah bersyukur dari hal-hal baik dihidupmu dan belajarlah menjadi kuat dari hal-hal yang buruk dihidupmu.” (BJ Habibie)
 
Foto pesawat Prof Habibie
Seiring waktu, aku lebih mengenal Habibie sebagai sosok yang semakin pantas untuk dikagumi. Dedikasi hidupnya untuk bangsa ini sungguh luar biasa. Beliau memilih pulang ke Indonesia padahal diluar sana ada kehidupan yang lebih menjanjikan. Kecintaannya kepada tanah air begitu tulus hingga membuat beliau rela mengorbankan banyak hal dalam hidupnya. Meski tidak jarang justru di negeri sendiri ujian hidupnya semakin bertambah. Bukankah memimpin bangsa dengan keberagaman bukanlah hal yang mudah?
            Bertemu dengan sosok inspiratif dalam hidup. Mimpi gadis kaki Lawu yang memang sering ditertawakan. Mimpi yang terlalu tinggi untuk diwujudkan. Bagaimana mungkin gadis ditepian sawah ini mewujudkannya? 
Pameran foto Prof. Habibie
        Pertemuan 24 Juli 2016 disebuah museum di Jakarta. Disitulah mimpi bertemu beliau terwujud. Hari minggu dimana sengaja meluangkan waktu disela-sela tugas belajar Pendidikan Profesi Guru. Aku bersama tiga temanku mengunjungi pameran foto dengan tema “Cinta Sang Inspirator Bangsa Kepada Negeri”. Foto-foto Habibie yang berjajar disana. Mengisahkan perjalanan yang teramat panjang dan sarat makna. Perjuangan yang begitu lekat dengan pengorbanan. Diruang pameran yang tertata apik itulah berjumpa dengan beliau, Habibie.
            Beliau tampak sibuk menjelaskan kisah dibalik beberapa foto yang berjajar. Alur kehidupan cendekia bangsa. Perjalanan hidup yang penuh cinta untuk Indonesia. Disitulah kami bertemu, disitulah aku mengurai rindu. Mungkin beliau tidak tahu ada gadis yang mengurai rindu dan menatap perjalanan hidupnya namun aku tahu ada rindu yang telah tertuntaskan dalam sebuah temu.
            Terima kasih Bapak, atas jasa-jasamu. Namamu tetap hidup dalam langkah putra-putri bangsa yang akan setia merawat Indonesia. Akan tetap menyala bara semangatmu hingga pelosok nusantara. Merawat dan menjaga Indonesia dengan kecerdasan akal dan ketulusan cinta.
“Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya. Dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup.” (BJ Habibie)
  
Foto perjalanan hidup Prof Habibie
Karanganyar, 11 September 2019
Ary Pelangi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paket Cinta // Suami Istri Lyfe

Menghilang di Batas Rasa

Menikah Denganmu // Suami Istri Lyfe