Postingan

Cerdas, Meski Tanpa Toga

Gambar
“Kadang tidak semua mimpi harus jadi nyata. Tidak semua keinginan harus terpenuhi. Tidak semua harapan akan kita miliki. Dan tidak semua cita-cita dapat kita raih.” Januari lalu kedua kalinya aku wisuda. Setelah wisuda sarjana tiga tahun lalu di kampus tempat kita bertemu. Januari lalu pengembaraan membawaku menikmati wisuda di Ibu Kota. Tanah rantau yang katanya menjanjikan banyak untuk masa depan. Kota yang katanya keras. Kota yang katanya tidak yang tidak pernah terlelap. Bukankah kau pernah punya mimpi untuk S2? Lantas sampai kapan kau akan menunda meraih gelar sarjanamu? Kau yang membuatku ikut bermimpi. Mengimbangi kawan-kawanku untuk belajar meraih magister atau kelak saat kita bercakap aku mampu mengimbangi. Meski nyatanya saat teman-temanku sudah M.Pd aku baru selesai dengan pendidikan profesi guru. Jalan ini memang sedikit berbeda, tetapi seperti yang kini sering engkau katakan “Apalah arti selembar kertas, ijazah?” kadang juga kau bilang “Apalah arti sebua

Hanya berDUA Saja

Gambar
Aku ingin menuntaskan rindu Benar aku ingin menuntaskannya Saat ini, sekarang juga Aku ingin mengadu, ingin berkata Aku rindu Tapi benarkah aku rindu? Atau aku hanya marah Aku ingin marah, meluapkannya Namun semua tak terucap Semua tak mampu dikata  Hanya terhenti dikerongkongan sendiri

Dan

Gambar
Long time no see. Hari itu terakhir kau lambaikan tanganmu di sebuah bangunan berlantai dua, sebuah masjid di ibu kota. Terlalu lama kita tidak bertegur sapa. Jelas, semua itu sebab engkau tidak tampak oleh kedua mataku, bahkan bayanganmu pun tidak terlihat. Segala tentangmu tertutup hari itu dan kau hanya bilang, “Aku ada disini, bila suatu saat engkau mencari.” Selanjutnya, hari-hari terasa begitu ringan. Aku tidak perlu bercakap denganmu. Aku tidak berbagi cerita denganmu dan engkaupun tidak mendikteku untuk setiap keputusan yang aku inginkan. Sejak hari itu aku tanpamu, saat menikmati hiruk pikuk ibu kota. Dan, itu pertama kalinya engkau melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal. Aku tidak keberatan Dan. Justru sebaliknya. Aku tidak harus terus bersamamu untuk setiap langkahku, untuk setiap jejakku dan untuk setiap lamunku. Hari itu aku paham betul bahwa aku dan kau tidak harus terus bersama.

Celah Rindu "Dekapan Ibu Kota"

Gambar
Rindu ini mulai menyapa lagi dalam ruang doa untukmu. Ruang itu terisi kembali akan ingatan tentangmu. Perjuangkan saja. Kita tidak akan memahami sang waktu. ***             Keindahan ibu kota tidak membenamkan akan ingatan tentangmu. Kota yang tidak pernah terlelap masih membuatku mengenang hari yang dulu. Lampu-lampu yag selalu benderang masih mengisahkan cerita hari lalu. Ada jalan-jalan yang lapang. Ada jalan-jalan yang terasa begitu sempit saking sesaknya oleh roda-roda. Gedung-gedung indah mengisahkan keangkuhannya, seakan tidak terkalahkan. Seakan yang terbaik dan seolah yang paling mampu menyentuh bintang-bintang angkasa. Haruskah aku seangkuh itu? Menghancurkan rindu agar tidak teringat tentangmu. Rindu yang hanya sepihak. Rindu yang tidak pernah tersampaikan. Rindu yang pernah aku hempaskan di ujung negeriku sendiri. Tentangmu. Tentang hari bersamamu.

Jodoh @BulanSyawal

Gambar
“Aku tidak menjanjikan waktu di bulan Syawal. Dimana ada pertemuan yang dengan bebasnya kita bisa berjumpa dalam reuni sederhana sebuah pesta pernikahan. Nyatanya masing-masing dari kita masih menyibukkan diri masing-masing.” Ucapan ini untuk mereka yang sering mempertanyakan ‘ Kenapa tidak denganmu saja? ’ *** Pertanyaannya masih sama dengan beberapa tahun yang lalu, “Haruskah sarjana?”             Setelah banyak perantauan yang aku jalani, diri ini mulai menemukan. Setelah banyak peristiwa terjadi dan banyak rasa mengiringi, diri ini mulai menemukan. Setelah banyak kemarahan, tawa, sedih, keresahan, senyuman dan harapan, diri ini mulai menemukan. Semoga jodoh terbaik sebagaimana doa-doa dibulan Syawal. Kriteria baik itu pun tidak terlepas dari gelar pendidikan yang minimal juga harus sarjana. Minimal harus sarjana sebagaimana teman perempuanku telah menyelesaikan pendidikan strata satunya. Bahkan posisi ini yang pernah membuat diri berada dalam keraguan yang luar biasa.

Jodoh @MalamTerakhirRamadhan

Gambar
Tidak mengapa bila aku tidak bersamamu, asalkan cintamu masih untuk Robbmu. Langkahmu masih teguh pada jalan-jalan kebaikan yang engkau yakini. Asalkan hari-harimu masih penuh dengan kesibukan untuk menladani Rasul-Nya, Muhammad. Tidak mengapa kita tidak bertemu di Ramadhan tahun ini, bukankah masih ada Ramadhan-ramadhan tahun selanjutnya? Setidaknya aku punya harapan untuk bertemu dengan Ramadhan selanjutnya. Aku baik dan aku terus baik-baik saja. Malam terakhir Ramadhan tahun ini aku sempatkan menulis pesan ini. Cukup tahu bahwa nafas ini masih berhembus, mengharap Ramdhan tidak berakhir esok hari saat matahari terbenam dan takbir berkumandang. Aku masih ingin menikmati Ramadhan lebih lama lagi.

Menjemput Kenangan

Gambar
      Menjemput kenangan. Lantas kenangan seperti apa yang akan kita lukis dalam perjalanan ini?       Ceritaku tentang Lawu. Suatu tempat dengan pesona indahnya. Lawu punya hujan, kabut, juga bintang-bintang. Memadukan kisahnya dengan gendhing-gendhing lagu Kota Bengawan. Lengkap sudah lagu cinta yang tertulis dalam keagungan senyuman. Segala kisah yang terbungkus dalam marah, kecewa dan mengantarkan pada satu rumah bernama kasih sayang. Rumah, bangunan beton yang pada akhirnya harus ditinggalkan untuk sebuah perjalanan panjang. Menjemput mimpi di atas bukit barisan.       Bukit-bukit Leuser mulai menanam rindu. Tanahnya yang subur, curah hujan yang tinggi dan sejuknya udara menjadikan rindu begitu mudah untuk tumbuh. Rindu akan rumah dan kasih sayangnya. Kabut-kabut yang setiap malam angkuh bertahta pun tak pernah berpihak, Tak mau memeluk rindu untuk rasa yang tertinggal di Lawu. Kabut tetap dingin memelukku dalam rindu yang semakin tumbuh subur.       Lagi, perjalanan