Hidupku Tak Sedang Berlomba Menuju Pelaminan
Hidupku Tak Sedang Berlomba Menuju Pelaminan
- Umi Satiti -
"Kapan menikah?"
Pertanyaan yang sering kali kini aku jawab dengan tawa. Sudah terlalu sering sampai tidak terhitung lagi dalam ingatanku. Aku sampai punya template jawaban berdasarkan kriteria siapa yang bertanya. Seperti sebuah pertanyaan yang jawabannya ada kunci jawabannya.
Bukan pertanyaan basa basi, bukan juga sebuah candaan. JIka ada yang bertanya langsung aku gas jawabannya sehngga pertemuan selanjutnya tak ada lagi pertanyaan serupa. Aku sudah malas basa basi dengan pertanyaan itu.
Menikah ya menikah. Menikah bukan perkara cepat atau lambat. Bukan tentang tua atau muda. Menikah ya menikah, sesuai Waktu yang telah tercatat dalam catatan takdir. Sekeras apapun kamu berjuang jika bukan takdirmu juga tidak akan bertemu dengan pernikahan. Tapi apalagi jika tidak diperjuangkan, seperti hidup enggan mati pun tak mau.
Menikah adalah perjanjian agung yang menggetarkan langit. Bagiku, menikah harus benar-benar dengan orang yang tepat, tidak asal dapat.
Mungkin mereka yang bertanya tidak bermaksud melukai. bisa jadi niatnya karena peduli. Namun bagiku, itu perhatian yang semestinya tidak harus dipaksakan. BIsa jadi saat seseorang bertanya, suasana hatiku sedang tidak baik, sehingga aku merasa dihakimi. Bisa juga aku sedang Lelah, sehingga membuatku seakan terus diburu.
Tolong jangan terlalu berisik. Aku juga ingin bernafas dari pertanyaan itu. Bagiku, menikah tidak sederhana, ada sebuah kehidupan yang harus ditinggalkan, dan ada ruang yang harus siap ditapaki setiap anak tangganya. Tidak mungkin tanpa persiapan, tidak mungkin tanpa bekal, tidak mungkin aku terlalu berpangkutangan.
Mereka yang menikah muda biarlah menikah. Mereka yang sudah mendaftarkan anaknya ke sekolah juga biarlah. Namun aku punya garis jalanku sendiri. Aku punya peta hidup yang tak serupa, aku etrima itu.
Terlalu pemilih. Tentu. Untuk kehidupan yang begitu lama, tidak mungkin sembarang orang asal dapat. Segala sesuatunya harus tepat. Bukan menuntut kesempurnaan, tapi aku tidak ini berantakan di perjalanan.
Aku masih percaya dengan doa-doa yang melesat ke langit tidak pernah Kembali dalam hampa. Semua akan bertemu jawabnya pada Waktu yang tepat, orang yang tepat, dan keadaan yang tepat. BUkan karena paksaan, bukan tuntutan, apalagi persaingan.
Jangan mendesak!
Aku masih butuh ruang tenang untuk berpijak.
#15DaysNote #15DN #Day5
.png)
.png)
Komentar