Jika yang Pergi Itu Kembali Mengetuk
Jika yang Pergi Itu Kembali Mengetuk
- Umi Satiti -
Semakin dewasa aku, semakin banyak belajar untuk menerima kenyataan bahwa beberapa orang yang hadir dalam kehidupanku memang bukan untuk menetap, tapi hanya singgal kemudian mengajarkan arti melepaskan. Hanya saja tidak untuk melupakan.
Malam ini kepalaku gaduh akan sebuah pertanyaan kecil, "Bagaiman jika dia -lelaki yang dulu memilih untuk mengejar cinta lainnya - ternyata datang meminang?"
Pertanyaan itu tiba-tima memenuhi rongga kepalaku. Hanya karena sebuah percakapan singkat, hanya karena aku tahu kami masih sama-sama belum berpasangan.
Beberapa Waktu yang lalu Ketika pertanyaan itu hadir dari teman-temanku, aku akan menjawabnya, "Tidak." Hanya saja dalam hitungan mennit, malam ini aku justru belajar banyak hal tentang pertanyaan itu sendiri. Tentang rekaman-rekaman cerita yang masih jelas dalam ingatanku. Tentang banyak dialog yang masih lekat dalam ingatanku.
Aku mencoba menakar banyak kemungkinan, bahkan tidak pernah membayangkan jika pertanyaan ini justru aku tanyakan pada diriku sendiri. Telah banyak episode baru dalam hidupku. Bertemu banyak orang yang dating dan pergi sesuai batas durasinya.
Langkahku mungkin masih tampak sama, berkelana, tertawa, sesekali menertawakan kenyataan. Namun, aku tidak lagi benar-benar sama saat dia memilih cerita yang lainnya. Aku sempat beranggapan bahwa dunia terlalu tak adil padaku. Aku pergi ke tempat yang jauh dan asing, hanya untuk tidak mendengar kabarnya. Kuperbaiki Pendidikan dan karirku agar dia tahu aku bukan seseorang biasa yang hidup tanpa arah. Pelan-pelan aku melepaskannya - bukan berarti melupakan. Sampai aku berdamai dengan banyak hal, termasuk diriku sendiri.
Aku belajar dari sepi untuk menikmati kemandirian. Aku belajar dari air mata untuk membuktikan kekuatan. Aku tertawa, aku tersenyum untuk menutup luka-luka.Perlahan, aku temukan cinta untuk diriku sendiri. Aku baik-baik saja.
Tentang dia - aku tidak tahu bagaimana jalan hidupnya kini. Hanya saja kadang kami bercakap tentang berita-berita yang mewarnai eloknya bumi pertiwi. Ya, tidak lebih dari itu. Aku hanya tahu dia tidak bersama lagi dengan seseorang yang pernah diperjuangkan itu - pilihannya itu sudah menkah dengan yang lainnya.
Namun, andai -sekadar andai - suatu hari ternyata justru dia yang dating mengetuk pintu rumah, aku harap dia bukan lagi versi yang aku kenal dulu. Bukan pula dia yang seperti prasangkaku saat ini. Jika memang jalan takdir seperti itu - dia yang dating - maka aku harap dia telah hadir sebagai versi terbaiknya, versi yang selama ini aku impikan, versi baru yang aku butuhkan untuk menggenapi hidupku.
Karena -jika tidak- pintu itu tidak akan aku buka untuk utuh menyambutnya. Aku hanya berharap tidak akan ada episode lama yang berulang. Sebab prosesku melepaskan tidak sebentar, tidak mudah, juga tidak murah.
Aku kira menuliskannya akan terasa berat, sebab air mata telah ikut jatuh di awalnya. Namun, setelah selesai aku bercakap dengan diriku sendiri, aku merasa lebih lega.
#15DaysNote #15DN #Day6
.png)
.png)
Komentar