Akhir Cerita yang Kupilih

 Akhir Cerita yang Kupilih

Oleh: Ary Pelangi


Sebagai seorang perempuan, aku selalu berusaha menulis cerita hidupku dengan tangan sendiri, memilih jalan yang kuanggap terbaik, termasuk memilihmu sebagai temanku. Hanya saja, semua itu hanya dapat aku lakukan dalam tumpukan naskah cerita fiktif belaka. 


Aku dan kamu telah berbagi banyak momen, suka dan duka, tawa dan air mata. Dalam setiap kisah yang terangkai, ada harapan yang menggantung di langit malam, ada mimpi yang kugantungkan tinggi-tinggi. Aku melihat masa depan denganmu sebagai akhir yang sempurna, ending terbaik dari cerita yang dimulai tanpa sengaja.

Namun, aku juga sadar, bahwa dalam setiap langkah kaki, ada tangan yang lebih besar yang mengatur. Allah, Sang Penulis Takdir, yang telah menetapkan takdirku dan takdirmu jauh sebelum bertemu. Aku percaya pada rencana-Nya, meski terkadang rencana itu tidak sejalan dengan harapanku.


Aku inagin menulis ending terbaik dengan memilihmu, dengan mewujudkan setiap mimpi yang telah aku bangun dan mungkin juga mimpimu yang telah rapi tersusun. Namun, jika Allah berkehendak lain, jika jalan kita harus berpisah, aku akan menerima dengan lapang dada. Aku percaya, apa pun yang dipilihkan-Nya adalah yang terbaik untukku dan untukmu.


Aku akan tetap berdiri tegar, menghadapi setiap kemungkinan dengan hati yang kuat. Sebagai perempuan, aku tahu bahwa kebahagiaan tidak hanya tergantung pada satu orang, tetapi pada bagaimana diri menerima dan menjalani setiap takdir yang Allah berikan.


Jika pada akhirnya aku dan kamu tidak bersama, ketahuilah bahwa kenangan kita akan selalu ada dalam hati. Aku akan tetap mengenangmu dengan senyum, tanpa penyesalan, tanpa kesedihan. Karena aku tahu, cinta yang sejati adalah menerima setiap rencana Allah dengan ikhlas.


Aku siap menulis ending terbaik tentang harimu dan hariku, tapi aku juga siap menerima apa pun yang ditakdirkan-Nya. Bersamamu atau tanpamu, aku akan tetap melangkah dengan penuh keyakinan, karena aku tahu, setiap langkahku selalu ada dalam genggaman-Nya.

#30DWC #30DWCJilid46 #Day18


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berpisah dan Berharap Kembali Bertemu

Jendela Kamar dan Secangkir Kopi

Tenggelam di Puncak Menara